Connect with us

International

Rusia Barter Teknologi Nuklir Korea Utara, NATO Cemas

Published

on

Rusia Barter Teknologi Nuklir Korea Utara, NATO Cemas

Brussels, (usmnews) – Rusia dilaporkan telah mentransfer teknologi rudal dan nuklir ke Korea Utara (Korut) sebagai imbalan atas pengiriman ribuan tentara dari Pyongyang. Informasi ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, yang menyatakan kekhawatirannya atas perkembangan tersebut.

“Sebagai imbalan atas pasukan dan senjata, Rusia memberi Korea Utara dukungan untuk program rudal dan nuklirnya. Ini dapat mengancam stabilitas Semenanjung Korea dan bahkan Amerika Serikat,” ujar Rutte seperti dikutip dari RBC pada Kamis (5/12/2024).

Kerja Sama yang Mengancam Stabilitas Global

Kerja sama ini menunjukkan hubungan yang semakin erat antara Rusia, Korea Utara, China, dan Iran. Menurut Rutte, aliansi tersebut dapat menjadi ancaman serius bagi NATO dan mitra-mitranya.

Selain itu, ribuan tentara Korea Utara dilaporkan telah tiba di wilayah Kursk, Rusia, yang menjadi lokasi konflik dengan Ukraina. Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, juga menyebut bahwa Korut menginginkan teknologi militer canggih dari Rusia sebagai imbalan atas kontribusi tentaranya.

Doktrin Nuklir Rusia yang Baru

Langkah ini mengikuti revisi doktrin nuklir Rusia oleh Presiden Vladimir Putin. Doktrin baru tersebut memungkinkan penggunaan senjata nuklir sebagai respons terhadap serangan senjata konvensional oleh negara non-nuklir yang didukung oleh kekuatan nuklir lainnya.

Perubahan ini dinilai sebagai strategi untuk memperkuat posisi Rusia di tengah konflik yang berkepanjangan dengan Ukraina, sekaligus mengirimkan pesan tegas kepada negara-negara Barat.

NATO Serukan Persatuan

Rutte menegaskan bahwa invasi Rusia ke Ukraina dan perkembangan terbaru ini mengancam semua negara di Eropa dan Amerika Utara. Oleh karena itu, ia menyerukan persatuan yang lebih kuat di antara negara-negara NATO untuk menghadapi ancaman tersebut.

Kerja sama militer antara Rusia dan Korea Utara ini menjadi sinyal kuat tentang meningkatnya kompleksitas geopolitik di kawasan, yang berpotensi mengguncang stabilitas global.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *