Education
50 Persen Kuota KIP Kuliah Diterima Mahasiswa yang Lolos Jalur SNBP-SNBT

Jakarta (usmnews) – Sebanyak 50 persen kuota Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah 2024 diberikan kepada mahasiswa yang berhasil lolos melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT). Menurut Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikbud Ristek, Adhika Ganendra, sebanyak 101.000 mahasiswa dari total kuota 200.000 mahasiswa mendapatkan manfaat dari program ini.
“Hal ini menunjukkan bahwa semakin banyak siswa dari keluarga kurang mampu yang berhasil masuk perguruan tinggi melalui jalur prestasi maupun tes,” ujar Adhika, seperti dikutip dari laman resmi Puslapdik, Selasa (27/8/2024).
Kuota Jalur Mandiri dan PTS
Sisa kuota KIP Kuliah dari total 200.000 mahasiswa akan dialokasikan untuk mahasiswa yang lolos seleksi mandiri di perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS). Adhika menyampaikan bahwa penambahan penerima KIP Kuliah ini merupakan bukti upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan tinggi bagi masyarakat kurang mampu.
“Pemerintah melalui Puslapdik terus berusaha untuk menyempurnakan akses agar KIP Kuliah semakin mudah dijangkau oleh mereka yang membutuhkan,” jelas Adhika.
Seleksi di Universitas Negeri Surabaya (Unesa)
Dalam mendukung program ini, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan seleksi bagi mahasiswa pendaftar KIP Kuliah dengan kuota rata-rata 4.000 hingga 5.000 mahasiswa setiap tahunnya. Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Unesa, Muhammad Sholeh, menegaskan bahwa seleksi tersebut mengacu pada Peraturan Sekretaris Jenderal (Persesjen) Nomor 13 Tahun 2024 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program KIP Kuliah.
“Prioritas utama diberikan kepada calon mahasiswa yang memiliki KIP jenjang dasar dan menengah, terdaftar dalam Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), atau yang berasal dari panti asuhan serta berstatus yatim piatu,” tambah Sholeh.
Untuk memastikan bantuan tepat sasaran, Unesa juga melakukan survei langsung ke rumah calon penerima KIP Kuliah, terutama jika mereka berasal dari wilayah Jawa Timur. Jika di luar provinsi, survei dilakukan melalui panggilan video.
Dengan semakin meningkatnya kuota KIP Kuliah, diharapkan semakin banyak pelajar dari keluarga kurang mampu yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan meraih masa depan yang lebih cerah.
Dilansir dari Kompas.com