International
Yordania: Peran Kritis dalam Konflik Iran-Israel
Baca juga berita yang lain : International
(usmnews) – Yordania, sebagai negara yang bersebelahan dengan Israel dan Iran, baru-baru ini terlibat dalam ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut. Pada serangan yang berlangsung pada Selasa (1/10), Yordania mengambil tindakan tegas dengan mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv. Keterlibatan Yordania ini mencolok, mengingat negara tersebut menerima bantuan militer dari Amerika Serikat sebesar lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp15 triliun) per tahun, yang dilaporkan berkaitan dengan komitmennya untuk ‘membela’ Israel.
Latar Belakang Serangan
Serangan yang diluncurkan oleh Iran itu melibatkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik, yang diklaim sebagai balasan terhadap apa yang disebut Iran sebagai genosida yang dilakukan Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan ini juga dipicu oleh kematian dua pemimpin milisi, Ismail Haniyeh dari Hamas dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah, yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap Israel.
Tindakan Yordania
Ketika serangan terjadi, pasukan militer Yordania berhasil menembak jatuh sejumlah rudal yang memasuki wilayah udaranya. Namun, ada kekeliruan terkait laporan serangan drone, karena Iran hanya meluncurkan peluru kendali. Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, mengkonfirmasi bahwa tiga orang terluka akibat serpihan rudal dan menekankan bahwa Yordania tidak akan membiarkan situasi ini mengganggu stabilitas negara. “Yordania tak akan menjadi medan perang,” tegasnya.
Keterlibatan dalam Bentrokan Regional
Konflik ini bukanlah yang pertama bagi Yordania. Selama agresi Israel di Jalur Gaza, Yordania telah terlibat dalam bentrokan langsung antara Iran dan Israel. Pada April 2024, Yordania berhasil menembak jatuh rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya, mengklaim bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi warganya.
Bentrokan yang lebih besar terjadi pada 1 Oktober, di mana Iran meluncurkan hampir 200 rudal ke Tel Aviv. Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, beberapa di antaranya dapat menembus Iron Dome.
Kesimpulan
Peran Yordania dalam konflik antara Iran dan Israel menyoroti posisi negara ini yang strategis dan kompleks. Dengan dukungan finansial dari Amerika Serikat dan tindakan militer yang aktif, Yordania berusaha menjaga stabilitas di tengah ketegangan yang terus meningkat. Keterlibatannya dalam situasi ini menunjukkan bahwa Yordania tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan nasionalnya, meskipun berada di tengah konflik yang berkepanjangan dan penuh risiko.
Yordania, sebagai negara yang bersebelahan dengan Israel dan Iran, baru-baru ini terlibat dalam ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut. Pada serangan yang berlangsung pada Selasa (1/10), Yordania mengambil tindakan tegas dengan mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv. Keterlibatan Yordania ini mencolok, mengingat negara tersebut menerima bantuan militer dari Amerika Serikat sebesar lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp15 triliun) per tahun, yang dilaporkan berkaitan dengan komitmennya untuk ‘membela’ Israel.
Latar Belakang Serangan
Serangan yang diluncurkan oleh Iran itu melibatkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik, yang diklaim sebagai balasan terhadap apa yang disebut Iran sebagai genosida yang dilakukan Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan ini juga dipicu oleh kematian dua pemimpin milisi, Ismail Haniyeh dari Hamas dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah, yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap Israel.
Tindakan Yordania
Ketika serangan terjadi, pasukan militer Yordania berhasil menembak jatuh sejumlah rudal yang memasuki wilayah udaranya. Namun, ada kekeliruan terkait laporan serangan drone, karena Iran hanya meluncurkan peluru kendali. Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, mengkonfirmasi bahwa tiga orang terluka akibat serpihan rudal dan menekankan bahwa Yordania tidak akan membiarkan situasi ini mengganggu stabilitas negara. “Yordania tak akan menjadi medan perang,” tegasnya.
Keterlibatan dalam Bentrokan Regional
Konflik ini bukanlah yang pertama bagi Yordania. Selama agresi Israel di Jalur Gaza, Yordania telah terlibat dalam bentrokan langsung antara Iran dan Israel. Pada April 2024, Yordania berhasil menembak jatuh rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya, mengklaim bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi warganya.
Bentrokan yang lebih besar terjadi pada 1 Oktober, di mana Iran meluncurkan hampir 200 rudal ke Tel Aviv. Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, beberapa di antaranya dapat menembus Iron Dome.
Kesimpulan
Peran Yordania dalam konflik antara Iran dan Israel menyoroti posisi negara ini yang strategis dan kompleks. Dengan dukungan finansial dari Amerika Serikat dan tindakan militer yang aktif, Yordania berusaha menjaga stabilitas di tengah ketegangan yang terus meningkat. Keterlibatannya dalam situasi ini menunjukkan bahwa Yordania tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan nasionalnya, meskipun berada di tengah konflik yang berkepanjangan dan penuh risiko.
Yordania, sebagai negara yang bersebelahan dengan Israel dan Iran, baru-baru ini terlibat dalam ketegangan yang meningkat antara kedua negara tersebut. Pada serangan yang berlangsung pada Selasa (1/10), Yordania mengambil tindakan tegas dengan mencegat rudal-rudal yang diluncurkan Iran ke Tel Aviv. Keterlibatan Yordania ini mencolok, mengingat negara tersebut menerima bantuan militer dari Amerika Serikat sebesar lebih dari US$1 miliar (sekitar Rp15 triliun) per tahun, yang dilaporkan berkaitan dengan komitmennya untuk ‘membela’ Israel.
Latar Belakang Serangan
Serangan yang diluncurkan oleh Iran itu melibatkan lebih dari 180 rudal balistik dan hipersonik, yang diklaim sebagai balasan terhadap apa yang disebut Iran sebagai genosida yang dilakukan Israel di Palestina dan Lebanon. Serangan ini juga dipicu oleh kematian dua pemimpin milisi, Ismail Haniyeh dari Hamas dan Hassan Nasrallah dari Hizbullah, yang telah menjadi simbol perlawanan terhadap Israel.
Tindakan Yordania
Ketika serangan terjadi, pasukan militer Yordania berhasil menembak jatuh sejumlah rudal yang memasuki wilayah udaranya. Namun, ada kekeliruan terkait laporan serangan drone, karena Iran hanya meluncurkan peluru kendali. Juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Momani, mengkonfirmasi bahwa tiga orang terluka akibat serpihan rudal dan menekankan bahwa Yordania tidak akan membiarkan situasi ini mengganggu stabilitas negara. “Yordania tak akan menjadi medan perang,” tegasnya.
Keterlibatan dalam Bentrokan Regional
Konflik ini bukanlah yang pertama bagi Yordania. Selama agresi Israel di Jalur Gaza, Yordania telah terlibat dalam bentrokan langsung antara Iran dan Israel. Pada April 2024, Yordania berhasil menembak jatuh rudal Iran yang terbang di wilayah udaranya, mengklaim bahwa tindakan tersebut bertujuan untuk melindungi warganya.
Bentrokan yang lebih besar terjadi pada 1 Oktober, di mana Iran meluncurkan hampir 200 rudal ke Tel Aviv. Meskipun sebagian besar rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, beberapa di antaranya dapat menembus Iron Dome.
Kesimpulan
Peran Yordania dalam konflik antara Iran dan Israel menyoroti posisi negara ini yang strategis dan kompleks. Dengan dukungan finansial dari Amerika Serikat dan tindakan militer yang aktif, Yordania berusaha menjaga stabilitas di tengah ketegangan yang terus meningkat. Keterlibatannya dalam situasi ini menunjukkan bahwa Yordania tetap berkomitmen untuk melindungi kepentingan nasionalnya, meskipun berada di tengah konflik yang berkepanjangan dan penuh risiko.
Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Yordania: Peran Kritis dalam Konflik Iran-Israel dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh Sulthan