Connect with us

Business

Harga Minyak Anjlok, Pasar Khawatir Permintaan Melemah

Published

on

Jakarta usmnews- Harga minyak mentah terkoreksi tajam pada perdagangan Senin (28/4/2025). Brent dan WTI sama-sama tertekan lebih dari 1% karena kekhawatiran penurunan permintaan. Perang dagang AS-China memicu ketidakpastian, membuat investor ramai-ramai melepas posisi.

Minyak Brent turun USD 1,01 (1,51%) ke USD 65,86 per barel. Sementara WTI AS anjlok 97 sen (1,54%) ke USD 62,05 per barel. Padahal Brent sempat menguat tipis dalam dua sesi sebelumnya. Namun ketegangan perdagangan global terus tekan harga minyak.

Sentimen pasar didominasi ketegangan AS-China. Kedua negara berseteru soal tarif impor, membuat investor khawatir permintaan minyak olahan menyusut. Presiden Trump dan pemerintah China saling bantah soal progres negosiasi. Menteri Keuangan AS Scott Bessent bahkan bantah klaim Trump bahwa pembicaraan masih berjalan.

Analis PVM John Evans mengatakan perang dagang kini jadi faktor utama penggerak harga minyak, menggeser isu nuklir Iran dan perselisihan OPEC+. Pasar terus diguncang sinyal bertolak belakang dari kedua negara.

BNP Paribas proyeksikan Brent akan bertahan di kisaran USD 60-an per barel pada Q2 2025. Analis Aldo Spanjer nilai sentimen pasar makin pesimis karena OPEC+ mungkin naikkan produksi lebih agresif.

Phil Flynn dari Price Futures Group sebut trader sedang tunggu perkembangan 24-48 jam ke depan. “Apakah AS akan serang Iran? Apakah China akan beli lebih banyak minyak?” ujarnya.

OPEC+ akan rapat pada 5 Mei mendatang. Beberapa anggota mungkin usul percepatan kenaikan produksi untuk kedua kalinya berturut-turut. Jika OPEC+ setuju tambah pasokan, harga minyak berpotensi tertekan lebih dalam.

Di tengah pelemahan harga minyak, ketegangan AS-Iran masih jadi sorotan. Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi tetap “hati-hati” soal hasil negosiasi nuklir dengan AS. Sementara ledakan di Pelabuhan Bandar Abbas tewaskan 40 orang dan lukai 1.200 lainnya. Insiden ini bisa picu gejolak baru di Timur Tengah dan pengaruhi pasokan minyak global.

Faktor fundamental dan geopolitik sama-sama tekan harga minyak. Perang dagang AS-China, potensi kenaikan produksi OPEC+, dan ketegangan AS-Iran jadi tiga risiko utama. Jika ketegangan mereda, harga bisa rebound. Namun jika konflik makin panas, minyak berpeluang terjun lebih dalam.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *