Business
Warga Antre Subuh Demi Jadi Petugas Kebersihan, Gaji Rp5,3JT

Jakarta (usmnewa) – Warga antre sejak subuh demi jadi petugas kebersihan, gaji Rp5,3JT, kenapa begitu? Antre sejak subuh hari sebelum matahari muncul, warga Jakarta sudah memadati halaman Balai Kota. Mereka membawa map coklat berisi harapan serta dokumen lamaran. Para pelamar ini, dari lulusan SMA hingga ibu rumah tangga, datang dengan semangat tinggi. Mereka mencoba peruntungan menjadi Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Meski antrean panjang dan trotoar menjadi tempat berdiri, semangat mereka tak luntur. Para pedagang minuman mulai berdatangan karena para pelamar kehausan. Warga tetap menyerbu proses rekrutmen ini meski belum jelas alurnya.
Setiap pelamar wajib menyertakan surat lamaran, riwayat hidup, surat sehat, tes narkoba, dan fotokopi ijazah. Pekerjaan ini memang bukan jabatan elit, namun gaji UMP Jakarta menjadi daya tarik.
Muhammad Ihda Rohmanu, seorang lulusan SMA, sudah tiga bulan menganggur. Ia sebelumnya bekerja di restoran dan gudang Shopee, kini berharap bisa bergabung dengan PPSU. Ia mengantre sejak jam tujuh pagi meski kondisi sangat ramai.
Mario Mulyono, mantan pekerja pabrik dan ojek online, juga berharap banyak. Ia mengaku kesulitan mendaftar karena sistem online belum aktif dan informasi tak jelas. Ia datang sejak jam sembilan pagi namun belum mendapat nomor antrean.
Siti Zulfa datang sejak pukul lima tiga puluh pagi dan berharap lolos setelah beberapa kali gagal melamar kerja. Karina, seorang ibu yang sempat rehat bekerja karena melahirkan, terus berjuang selama tiga hari terakhir. Ia akhirnya menerima tanda terima pendaftaran. Sani, ibu rumah tangga, mengetahui lowongan dari broadcast WhatsApp. Awalnya ia mengira informasi tersebut hoaks, akhirnya percaya karena info valid dari Pemprov.
Karena antusiasme tinggi, Pemprov DKI mengakui kerepotan dan mulai menyiapkan sistem daring. Mereka menjanjikan proses seleksi transparan tanpa titipan siapa pun. Cyril Raoul Hakim meneruskan seluruh lamaran ke dinas.
Dari ribuan surat lamaran yang menumpuk, tersimpan harapan tentang pekerjaan tetap. Mereka hanya ingin bertahan hidup untuk masa depan lebih baik.