International
Israel Tangkap 360 Medis Gaza, Tinggal 20 RS Beroperasi

Jakarta usmnews- Pasukan Israel menahan lebih dari 360 pekerja medis di Gaza, memperparah krisis kemanusiaan yang sudah melanda wilayah tersebut. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, Munir al-Barsh, mengungkapkan hanya 20 dari 38 rumah sakit yang masih beroperasi sebagian. Kondisi ini memicu lonjakan korban jiwa akibat tidak langsung perang, termasuk anak-anak dan ibu hamil.
Israel menangkap ratusan tenaga kesehatan Gaza, memperburuk akses pengobatan bagi warga. Al-Barsh menyebut pasukan Israel sengaja menargetkan infrastruktur medis, mengakibatkan ribuan pasien tidak mendapat perawatan. Lebih dari 40.000 anak menjadi yatim piatu, sementara 100 anak meninggal saat menunggu izin penyeberangan untuk berobat.
Israel memutus aliran listrik ke pabrik desalinasi dan menutup pintu masuk bantuan kemanusiaan. Akibatnya, warga Gaza mengalami kelaparan parah dan kekurangan air bersih. Kantor PBB (OCHA) melaporkan penjarahan bantuan meningkat drastis akibat blokade Israel. Hampir satu juta anak kehilangan bantuan penyelamat nyawa, termasuk vaksin dan nutrisi darurat.
Sejak 18 Maret, Israel melanjutkan serangan ke Gaza setelah Hamas menolak rencana gencatan senjata AS. Operasi militer dan blokade menyebabkan kematian warga sipil melampaui korban perang langsung. Al-Barsh menegaskan, “Kami kehilangan lebih banyak orang akibat dampak tidak langsung perang daripada serangan itu sendiri.”
Kelompok rentan seperti anak-anak dan ibu hamil menanggung beban terberat. Ribuan anak tidak bisa mengakses pengobatan kronis, sementara rumah sakit yang tersisa kekurangan staf dan obat-obatan. Krisis ini memicu protes global, tetapi Israel tetap membatasi bantuan internasional.
Organisasi kemanusiaan mendesak PBB dan negara-negara donor meningkatkan tekanan pada Israel untuk membuka akses bantuan. Tanpa intervensi segera, krisis di Gaza diprediksi akan memakan lebih banyak korban jiwa, terutama dari kelompok paling rentan.