Nasional
Eddy Soeparno: PT Harus Hati-hati Dengan Pengelolaan Tambang

Jakarta, (usmnews) – Wakil Ketua MPR, Eddy Soeparno, meyakini bahwa perguruan tinggi (PT) tidak akan langsung mencari kesempatan untuk mengelola tambang. Kompleksitas dalam pengelolaan tambang menyebabkan kebutuhan akan keahlian, pengalaman, dan modal besar. “PT berdiri dengan berbagai syarat untuk mengelola pendidikan. Karena itu, untuk memenuhi persyaratan mengelola tambang, maka konsekuensinya PT harus bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki kemampuan dan pengalaman mengelola tambang batu bara,” ujar Eddy dalam keterangannya, Selasa (28/1/2025).
Eddy juga menyampaikan bahwa, pada titik ini, mencari mitra yang tepat dan dapat bersinergi dengan PT tidaklah mudah. Proses tersebut memerlukan waktu dan tidak bisa dilakukan terburu-buru.”Ibaratnya, mencari jodoh itu tidak bisa diburu-buru, apalagi dipaksakan,” tambahnya. Sebagai akademisi, civitas akademika di perguruan tinggi biasanya akan mempertimbangkan keputusan secara ilmiah dan berbasis data. “Kita paham bahwa PT berisikan para akademisi yang terbiasa melakukan analisis secara scientific, berbasis data dan rasionalitas yang tinggi. Sehingga menurut saya, belum tentu mereka langsung memutuskan untuk mengambil keputusan mengelola pertambangan,” jelas Eddy.
Lebih lanjut, Eddy juga mengingatkan bahwa banyak kampus di Indonesia yang sudah berdiri lebih dari 100 tahun. Kampus-kampus tersebut memiliki kredibilitas dan kewibawaan akademik yang sangat tinggi. Oleh karena itu, jika pengelolaan tambang berpotensi merusak reputasi tersebut, kampus akan berpikir dua kali. “Reputasi kampus bisa saja jatuh akibat pengelolaan tambang yang tidak ramah lingkungan, hingga permasalahan sosial atau pemilihan mitra tambang yang tidak bertanggung jawab,” tambahnya.
Meskipun demikian, Eddy menyadari bahwa PT membutuhkan dana yang cukup besar untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas pendidikannya. “Memang kita akui bahwa PT memerlukan sumber dana yang tidak kecil untuk bisa senantiasa meningkatkan kualitas dan fasilitas pendidikannya,” katanya. Eddy meyakini bahwa PT akan berpikir hati-hati sebelum memutuskan untuk masuk ke sektor tambang yang jauh berbeda dengan dunia pendidikan.