International
Peta Baru Israel Muncul: Mengundang Kontroversi dan Kecaman

JAKARTA (usmnews) – Peta baru Israel muncul, setidaknya terlihat dari emblem seragam yang dipakai oleh pasukan pertahanan Israel (IDF). Lencana tersebut menunjukkan wilayah yang luas, bahkan melebihi wilayah Palestina yang diduduki saat ini. Emblem ini mencakup sejumlah negara lain, yakni Yordania, Lebanon, Suriah, Irak, Mesir, dan sebagian Arab Saudi.
“Gambar seragam tentara Israel dengan tempelan peta ‘Israel Raya’ telah beredar online,” tulis media Turki, TRT di laman Instagram.
Sebenarnya, kelompok sayap kanan Israel juga secara terbuka mengungkapkan keinginan teritorial mereka. Mereka menjelaskan ambisi jangka panjang untuk membentuk negara ‘Israel Raya’. “Nantinya perbatasan kita akan bertambah dari Lebanon ke gurun besar yakni Saudi Arabia dan kemudian ke Mediterania dan Sungai Eufrat,” kata politisi Israel, Avi Lipkin, dalam laman yang sama. “Saya percaya kita akan mengambil Mekkah dan Madinah, dan Gunung Sinai, serta memurnikannya,” tambahnya.
Mengutip Middle East Monitor (MEMO), konsep Israel Raya berakar pada interpretasi tertentu terhadap ideologi Zionis. Konsep ini menyatakan bahwa “tanah perjanjian” dalam Alkitab terbentang dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Eufrat di Irak, dan dari Sungai Litani di Lebanon hingga Madinah di Arab Saudi. Penafsiran ini telah menjadi subjek kontroversi sejak berdirinya negara Israel pada tahun 1948. Zionis dan para pendukungnya memandangnya sebagai penggenapan ramalan agama, sementara para kritikus mengutuknya sebagai pembenaran untuk perluasan wilayah dengan mengorbankan negara-negara tetangga.
Kecaman muncul di media sosial Arab. Beberapa membandingkannya dengan konsep “Lebensraum” yang diusung Nazi Jerman, yang merujuk pada landasan ideologi ekspansi untuk menguasai sumber daya demi perkembangan rakyat Jerman kala itu. “Datang ke Mekah dan Madinah dan saksikan 2,2 miliar umat Muslim menyerangmu,” tulis salah satu pengguna media sosial, mencerminkan kemarahan dan kekhawatiran yang meluas di kalangan masyarakat Arab.
Kontroversi ini menambah ketegangan di kawasan Timur Tengah, di mana konflik dan perdebatan mengenai batas wilayah dan kedaulatan terus menjadi isu sensitif. Sementara para pendukung ideologi Zionis memandang konsep Israel Raya sebagai penggenapan ramalan agama, banyak pihak lain melihatnya sebagai ancaman serius terhadap stabilitas dan perdamaian regional.