Connect with us

Blog

Meminum kopi: waktu terbaik dan resikonya

Published

on

Jakarta (usmnews) – Meminum kopi menjadi kebiasaan wajib bagi banyak orang. Kafein bekerja dengan menghambat adenosin, yaitu zat yang menyebabkan kantuk. sehingga tubuh tetap terjaga dan lebih bertenaga. Selain itu, Meminum kopi juga membantu meningkatkan fokus dengan merangsang sistem saraf pusat.

Banyak orang meminum kopi di pagi hari untuk memulai aktivitas dengan semangat, sementara yang lain menikmatinya saat bekerja atau belajar agar tetap berkonsentrasi. Dengan manfaat tersebut.

Waktu terbaik untuk minum kopi adalah antara pukul 9 hingga 11 pagi, saat kadar kortisol menurun dan kafein bekerja lebih efektif. Minum terlalu pagi dapat mengurangi efek stimulasi kafein, sementara mengonsumsinya setelah makan membantu mencegah iritasi lambung. Oleh karena itu, menyesuaikan waktu minum kopi penting agar manfaatnya lebih optimal.

Penelitian di European Heart Journal menunjukkan bahwa waktu konsumsi kopi memengaruhi manfaatnya. Para peneliti menemukan bahwa minum kopi di pagi hari setelah kadar kortisol menurun dapat meningkatkan fokus tanpa mengganggu ritme tubuh. Sebaliknya, mengonsumsinya terlalu malam dapat mengganggu tidur karena kafein tetap aktif selama beberapa jam. Oleh karena itu, ahli merekomendasikan menyesuaikan waktu minum kopi agar manfaatnya optimal.

Minum kopi di pagi hari dapat menurunkan risiko penyakit jantung, sementara kopi di sore atau malam hari dapat mengganggu ritme sirkadian dan kualitas tidur. Ahli menyarankan konsumsi kopi pagi untuk kesehatan jantung optimal.

Dr. Lu Qi, Direktur Pusat Penelitian Obesitas Universitas Tulane, mengatakan bahwa studi ini adalah penelitian pertama yang mengevaluasi pola waktu minum kopi dan dampaknya terhadap kesehatan.

Penelitian menunjukkan bahwa minum kopi hanya di pagi hari menurunkan risiko kematian dini sebesar 16% dan risiko kematian akibat penyakit jantung 31%, dibandingkan dengan yang tidak minum kopi. Peminum kopi sepanjang hari tidak mengalami penurunan risiko. Hasil ini tetap valid meski memperhitungkan faktor lain. Jumlah dan jenis kopi tidak memengaruhi manfaatnya. Vanessa King mengingatkan bahwa penelitian ini bersifat observasional, bukan eksperimen.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *