International
Kekerasan Seksual di Korea Utara Memprihatinkan

JAKARTA (usmnews) – Perempuan Korea Utara terus menghadapi kekerasan seksual, terutama di militer dan institusi publik, tanpa perlindungan dari rezim. Menurut pembelot Huh Su-kyung, korban kerap distigmatisasi dan sulit melaporkan kasus akibat budaya patriarki yang dominan.
Selain itu, perempuan mengalami diskriminasi politik dan ekonomi yang membatasi mereka pada peran domestik dan pekerjaan berupah rendah. Rezim Kim Jong-un hanya memanfaatkan perempuan sebagai tenaga kerja tanpa memberikan hak atau kebebasan berarti.
Krisis ekonomi sejak 1990-an memperburuk kondisi perempuan. Mereka harus bertahan melalui pasar informal (jangmadang), sembari memikul beban ganda sebagai pencari nafkah dan pengurus rumah tangga. Peran tradisional terus menekan kemandirian ekonomi perempuan.
Pendidikan yang bias gender semakin mempersempit peluang perempuan Korea Utara untuk mandiri. Huh Su-kyung menyerukan agar komunitas internasional menekan rezim Kim Jong-un untuk menghentikan diskriminasi dan melindungi hak-hak perempuan.