Connect with us

International

Perbatasan Israel Kebakaran Ditembaki 115 Roket Hizbullah Lebanon

Published

on

Perbatasan Israel Kebakaran Ditembaki 115 Roket Hizbullah Lebanon

Jakarta, (usmnews) – Ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel semakin meningkat setelah kelompok Hizbullah melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel utara pada Selasa (20/8) waktu setempat. Dalam serangan tersebut, Hizbullah menembakkan sekitar 115 roket dan beberapa drone dari Lebanon ke wilayah utara Israel.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melaporkan bahwa serangan ini menyebabkan kebakaran di area terbuka dan memicu sirene di beberapa komunitas di Israel utara. Hizbullah mengklaim bahwa serangan tersebut menargetkan pangkalan militer Israel sebagai respons terhadap tindakan IDF yang menyerang depot senjata Hizbullah di Lembah Bekaa, Lebanon, pada malam sebelumnya.

Sebelumnya, pada Senin malam (19/8), IDF juga melancarkan serangan pesawat nirawak di Deir Qanoun, sebuah kawasan di Lebanon selatan dekat Tyre. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya Hussein Suleiman, seorang anggota terkemuka dari unit roket dan rudal Hizbullah. Selain itu, IDF juga menargetkan sepasang peluncur roket Hizbullah di Mansouri dan Taybeh di Lebanon selatan.

Menanggapi serangkaian serangan ini, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menyatakan bahwa fokus pertahanan Israel kini telah beralih dari Gaza ke garis depan utara. “Pusat gravitasi kita bergerak dari selatan ke utara. Kita mengalami perubahan bertahap, tapi kita juga memiliki lebih banyak tugas di selatan,” kata Gallant dalam pernyataannya yang dikutip oleh Times of Israel.

Konflik antara Israel dan Hizbullah semakin memanas setelah serangan terakhir, yang memperburuk situasi yang sudah tegang sejak Israel melancarkan serangan di Gaza. Serangan Hizbullah terhadap Israel juga semakin intensif setelah kematian tokoh senior Hizbullah, Fuad Shukr, bulan lalu, yang semakin memperburuk ketegangan di kawasan tersebut.

Dengan eskalasi yang terus meningkat, situasi di perbatasan Lebanon-Israel menjadi semakin tidak stabil, menandai kemungkinan terjadinya konflik yang lebih luas di masa depan. Pengawasan internasional dan upaya diplomasi mungkin diperlukan untuk menghindari konfrontasi yang lebih besar.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *