International
Nuklir: Iran Diam-diam Kembangkan Bom, AS Yakin

Washington (usmnews) – AS yakin Iran dan Teheran tengah mencari cara mempercepat pengembangan senjata nuklir. Laporan The New York Times menyebutkan insinyur di negara itu berupaya mengubah bahan bakar nuklir menjadi senjata lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Intelijen terbaru AS menunjukkan Iran belum mengambil keputusan akhir, tetapi aktivitasnya terus meningkat.
Pada Desember lalu, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan menyatakan kekhawatiran AS terhadap kemungkinan negara tersebut membangun senjata nuklir. Pemerintahan Biden telah memberi pengarahan kepada tim Presiden terpilih Donald Trump mengenai risiko ini selama transisi kekuasaan. Sementara itu, Presiden Masoud Pezeshkian menyatakan kesediaannya berdialog mengenai program nuklirnya, yang diklaim bertujuan damai.
Baca juga: Saran Lawyer untuk Diaspora Indonesia Hadapi Imigrasi Trump – USM TV
Ketegangan meningkat setelah Teheran dan sekutunya mengalami kemunduran dalam konflik dengan Israel. Mereka gagal menembus pertahanan udara AS dan Israel, memaksa mereka mengembangkan teknologi baru, meningkatkan aliansi militer, serta memperkuat pertahanan strategis. Namun, Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei menolak anggapan bahwa negaranya melemah. Ia menegaskan bahwa mereka akan membangun kekuatan, mempercepat inovasi pertahanan, dan membuktikan siapa yang sebenarnya lemah.
Militer negara tersebut mengklaim rudal mereka telah menembus pertahanan Israel dan menunjukkan kekuatan mereka. Namun, Direktur CIA William Burns melihat kondisi itu sebagai peluang untuk negosiasi nuklir baru. AS menilai kemunduran Teheran di Timur Tengah sebagai kesempatan strategis untuk menekan mereka, memperkuat aliansi, dan mencegah ancaman nuklir lebih lanjut melalui diplomasi serta sanksi ekonomi.
Bulan lalu, Trump, Biden, dan Netanyahu menyebut Teheran sebagai negara lemah. Mereka menyoroti berkurangnya pengaruhnya setelah sekutunya, Bashar al-Assad, jatuh, serta serangan Israel yang menghancurkan sistem pertahanan udaranya. AS terus memantau perkembangan, mengumpulkan intelijen, memperkuat aliansi regional, meningkatkan tekanan diplomatik, dan mempertimbangkan langkah militer atau sanksi ekonomi lebih lanjut.
Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi: international.sindonews.com.