Business
Nasabah Beralih ke Emas sebagai ‘Safe Haven’: Gejolak Ekonomi

Jakarta, usmnews – Nasabah BSI beralih ke emas sebagai ‘Safe Haven’ di tengah gejolak ekonomi. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatat fenomena perpindahan dana nasabah ke produk emas dalam beberapa bulan terakhir. Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta mengungkapkan, kondisi ekonomi yang bergejolak mendorong masyarakat mencari instrumen investasi yang lebih aman.
“Di konteks transisi sekarang mungkin ada sedikit-sedikit (perpindahan DPK ke emas),” jelas Bob dalam acara halal bi halal dengan wartawan, Selasa (15/4/2025). Menurutnya, produk cicilan emas BSI menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 177% secara tahunan pada 2024. Nilai portofolio cicilan emas bahkan melonjak dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 6,4 triliun sepanjang tahun lalu.
Selain itu, jumlah nasabah produk cicilan emas juga meningkat 81,4% dari 186.000 menjadi 337.000 nasabah. Bob menegaskan, tren ini sejalan dengan kecenderungan masyarakat memilih emas sebagai safe haven. “Masyarakat kemudian fly to safe haven instrument untuk investasi mereka. Which is itu adalah emas,” tambahnya.
Di sisi lain, Direktur Distribution & Sales BSI Anton Sukarna mengaku belum meneliti lebih lanjut sumber dana pembelian emas. “Kami belum melacak apakah uangnya berasal dari pasar modal,” ujar Anton. Namun, ia menekankan bahwa dana BSI justru tumbuh signifikan pada Maret 2025 dibanding Januari-Februari.
Lebih lanjut, Anton menyoroti fenomena Nasabah beralih ke emas sebagai ‘Safe Haven. Tabungan emas yang melonjak dari rata-rata 30 kg per bulan pada 2024 menjadi 64-67 kg per bulan pada Februari 2025. Data terakhir menunjukkan, saldo emas BSI per 31 Maret 2025 tumbuh 118% secara tahunan menjadi 33,97 kg.
Dengan performa tersebut, BSI terus memperkuat layanan produk emasnya, termasuk BSI Emas (BYOND), Gadai Emas, dan Cicil Emas, untuk memenuhi kebutuhan nasabah di tengah ketidakpastian ekonomi.