Connect with us

Education

Adaptasi Pohon Akasia di Sabana: Mengeluarkan Racun untuk Pertahanan Diri

Published

on

Adaptasi Pohon Akasia di Sabana: Mengeluarkan Racun untuk Pertahanan Diri

Baca juga berita yang lain : Education

SEMARANG(usmnews) – Pohon akasia adalah jenis pohon yang banyak ditemui di sabana. Pohon akasia telah mengembangkan berbagai adaptasi untuk melindungi diri, termasuk mengeluarkan racun. Mengapa pohon akasia mengeluarkan racun? Berikut adalah penjelasannya!

Pohon akasia merupakan salah satu makanan utama bagi jerapah. Menurut laporan dari African Safari Consultants, jerapah memakan daun dan ranting pohon akasia sebanyak 29 kilogram setiap harinya.

Karena kawanan jerapah memakan pohon akasia dengan sangat rakus, pohon ini mengembangkan berbagai bentuk adaptasi sebagai pertahanan diri. Salah satunya adalah mengembangkan duri setajam pisau. Namun, jerapah memiliki lidah yang panjang dan mulut yang kuat, sehingga mereka tetap dapat memakan daun dan ranting pohon akasia meskipun ada duri tajam tersebut.

Sebagai bentuk pertahanan kedua, pohon akasia mengeluarkan racun. Dilansir dari GardenSmart, pohon akasia menghasilkan racun dalam jumlah banyak yang dikenal sebagai asam prusik, asam hidrosianida, atau hidrogen sianida. Racun sianogenik tersebut terkandung dalam daun-daunnya. Ketika daun pohon akasia dimakan oleh jerapah, racun tersebut akan masuk ke tubuh jerapah dan menyebabkan gangguan pencernaan serta sesak napas, sehingga jerapah akan berhenti memakan pohon akasia tersebut.

Selain itu, pohon akasia memiliki mekanisme pertahanan yang lebih canggih. Dilansir dari Ask Nature, daun pohon akasia juga melepaskan gas etilen melalui pori-porinya saat dimakan. Gas etilen ini berfungsi sebagai tanda peringatan bagi pohon akasia lainnya akan bahaya dimakan oleh jerapah atau hewan lainnya. Gas etilen tersebut dapat terbawa oleh angin dan dideteksi oleh pohon akasia lain dalam jarak sekitar 50 yard. Pohon akasia yang mendeteksi gas etilen tersebut kemudian akan mulai memproduksi racun pada daun-daunnya untuk menghindari dimakan oleh herbivora.

Namun, jerapah tidak kalah pintar. Mereka akan bergerak melawan arus angin menuju tempat di mana gas etilen tidak mencapai pohon akasia. Dengan cara ini, jerapah dapat menemukan pohon akasia lain yang belum menghasilkan racun, sehingga mereka masih bisa memakan daun-daunnya.

Adaptasi yang kompleks ini menunjukkan betapa canggihnya mekanisme pertahanan yang dikembangkan oleh pohon akasia untuk bertahan hidup di habitatnya yang penuh tantangan.

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Adaptasi Pohon Akasia di Sabana: Mengeluarkan Racun untuk Pertahanan Diri dapat Anda temukan pada Education dan di tulis oleh usmnews