International
Putin Puji Trump: Master Pemulih Ketertiban Eropa

Moskow (usmnews) – Presiden Rusia Vladimir Putin memuji Presiden AS Donald Trump sebagai “master” yang akan memulihkan ketertiban di Eropa. Dalam wawancara dengan Pavel Zarubin di Russia-1, dia menyebut Trump memiliki karakter dan kegigihan untuk mencapai hal itu. Sejak Trump kembali ke Gedung Putih, muncul kekhawatiran tentang dampaknya terhadap perang Ukraina. Pejabat Kyiv mempertanyakan apakah Trump akan bersikap lebih lunak terhadap Putin.
Hubungan Rusia dengan Barat memburuk sejak Perang Dingin, terutama setelah NATO mendukung Ukraina dengan bantuan finansial dan militer. Putin menilai Trump akan memastikan para pemimpin Eropa berdiri di kaki mereka dan mengambil langkah-langkah strategis. Dia juga menyatakan ada ketegangan antara elite politik Eropa dan Trump, yang terus menekan kebijakan mereka. Menurut Putin, Eropa lebih menyukai Joe Biden, sementara Trump berupaya mengubah arah kebijakan, memperkuat posisinya, dan menegaskan pengaruhnya dalam berbagai keputusan penting.
Pada 20 Januari, Putin mengucapkan selamat kepada Trump atas pelantikannya dan menegaskan kesiapan Moskow untuk berdialog dengan AS terkait perang Rusia-Ukraina. Sebelum itu, dia mengkritik Biden atas memburuknya hubungan Washington-Moskow. Trump menyatakan bahwa Rusia dan Ukraina harus membuat konsesi. Namun, Kyiv menolak menyerahkan wilayah, sementara dia bersikeras Ukraina tidak boleh bergabung dengan NATO.
Putin menegaskan bahwa Trump akan bertindak cepat untuk menertibkan Eropa. “Mereka akan berdiri di kaki tuannya dan mengibaskan ekor mereka,” katanya. Dia yakin segalanya akan berjalan sebagaimana mestinya. Trump juga berjanji segera berbicara, mengambil tindakan nyata, menekan sekutu, mempercepat negosiasi, dan mengadakan pertemuan dengan berbagai pihak, termasuk Ukraina dan Rusia. Dia berencana merancang strategi baru, mengubah pendekatan diplomatik, serta memastikan kepentingan AS tetap terjaga. Trump ingin mempercepat solusi, menghindari konflik berkepanjangan, dan menegaskan dominasinya dalam kebijakan luar negeri.