International
Pasukan AS Tiba di Guantanamo Bangun Pusat Penahanan Migran

Jakarta (usmnews) – Pasukan Amerika Serikat tiba di Pangkalan Angkatan Laut Guantanamo untuk membangun pusat penahanan migran atas perintah Presiden Trump. Pentagon melaporkan bahwa pasukan akan mendukung DHS dalam menjalankan operasi migrasi ilegal. Sekitar 150 personel Marinir dan Angkatan Darat bekerja sama untuk membangun fasilitas dengan kapasitas 30.000 migran. Keputusan ini menambah tugas militer yang sudah padat dengan perintah lain dari Trump terkait perbatasan selatan.
Presiden Trump memberi perintah untuk membangun fasilitas penahanan, dan pasukan segera memulai pembangunan fasilitas tersebut. Personel militer yang terlibat bertanggung jawab atas konstruksi dan pengaturan fasilitas agar segera berfungsi. Mereka juga mempersiapkan lokasi agar mampu menampung ribuan migran yang masuk ke wilayah AS. Proses ini mendapat tekanan agar selesai tepat waktu sesuai arahan dari Trump.
Trump memerintahkan agar fasilitas ini menahan para imigran ilegal yang dianggap berbahaya. Pemerintah mengklaim bahwa beberapa imigran menimbulkan ancaman besar bagi keamanan AS dan negara-negara asal mereka menolak menahan mereka. Keputusan ini menambah beban operasional yang sudah tinggi di militer AS karena perintah lain yang juga datang dari Trump. Pangkalan Guantanamo kini menahan migran ilegal, padahal sebelumnya hanya berfungsi sebagai penjara militer.
Keberadaan fasilitas ini kembali memicu kritik terkait penggunaan Guantanamo sebagai pusat penahanan. Beberapa pihak menyoroti bahwa Guantanamo pernah dikritik karena praktik penyiksaan terhadap tahanan. Pemerintah AS membela kebijakan ini dengan alasan perlunya tindakan tegas terhadap ancaman imigrasi ilegal. Trump menganggap kebijakan ini penting untuk menjaga keamanan negara dan memerangi potensi ancaman yang datang dari luar.