Nasional
Perang Gaza Memanas, Trump Beri Sinyal

Jakarta (usmnews) – Perang Gaza di Arab, khususnya antara Israel dan Hamas bisa membara lagi. Pasalnya pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengisyaratkan tak ada jaminan gencatan senjata Gaza, wilayah kantong Palestina, bertahan.
Trump menyampaikan hal ini sebelum bertemu PM Israel Netanyahu di Washington untuk membahas fase kedua gencatan senjata dengan Hamas.
Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ia tidak bisa menjamin perdamaian akan terwujud.
Dalam tahap pertama gencatan senjata Gaza selama 42 hari, Hamas secara bertahap membebaskan 33 sandera dengan imbalan sekitar 1.900 warga Palestina yang Israel tahan di penjara. Israel dan Hamas telah melakukan empat kali pertukaran sandera-tahanan.
Gencatan senjata fase satu telah meningkatkan pasokan makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan bantuan lainnya ke Gaza yang hancur. Gencatan senjata ini juga memungkinkan pengungsi Gaza kembali ke wilayah utara yang sebelumnya Israel blokir.
Sejak gencatan senjata dimulai, lebih dari 545.000 orang telah mencapai wilayah utara, menurut kantor kemanusiaan PBB, OCHA. Perang Israel di Gaza telah menewaskan 47.498 orang, sebagian besar merupakan warga sipil.
Fase dua gencatan senjata seharusnya membahas penghentian kekerasan lebih lanjut, dengan membebaskan tawanan yang tersisa dan mengakhiri perang secara permanen.
Netayahu sendiri sempat berujar ke wartawan bahwa pertemuan dengan Trump akan membahas “kemenangan Israel atas Hamas”, cara melawan Iran, dan pembebasan semua sandera. Seorang pejabat Hamas, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kelompok Palestina itu “telah memberi tahu para mediator… bahwa kami siap untuk memulai negosiasi untuk tahap kedua”.
Trump juga berulang kali menggembar-gemborkan rencananya untuk membersihkan Gaza. Ia bahkan menyerukan warga Palestina pindah ke Mesir atau Yordania
Qatar, yang menjadi penengah bersama gencatan senjata dengan Amerika Serikat dan Mesir, menggarisbawahi pentingnya mengizinkan warga Palestina untuk “kembali ke rumah dan tanah mereka”. Sementara itu, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Esmaeil Baqaei, memperingatkan pada hari Senin bahwa merelokasi warga Gaza “sama saja dengan pembersihan etnis