International
Rusia dan Ukraina bisa berdamai, Arab Saudi jadi kunci.

Jakarta (usmnews) – Rusia dan Ukraina terus berkonflik, mendorong Arab Saudi menggelar forum perdamaian yang mempertemukan Trump dan Putin. Para pemimpin dunia berusaha meredakan ketegangan, sementara peserta forum merumuskan solusi diplomatik untuk mengakhiri perang dan memulihkan stabilitas.
Berbicara di depan wartawan, Rabu waktu setempat, Trump menyebut telah mengadakan panggilan telepon bersama Putin. Ia mengatakan pembicaraan itu ‘panjang dan sangat produktif’.
Trump mengatakan kepada wartawan di Ruang Oval bahwa ia berharap bisa bertemu untuk pertama kalinya di Arab Saudi, baik dengan kedatangan lawannya ke AS maupun kunjungannya ke sana.
Trump berharap pertemuan itu terjadi segera dan menyebut Putra Mahkota MBS berperan dalam pertukaran tahanan Rusia-AS.
Kremlin juga mengkonfirmasi hal ini. Kantor Presiden Rusia itu mengatakan bahwa panggilan telepon itu berlangsung hampir satu setengah jam.
“Putin dan Trump telah sepakat bahwa waktunya telah tiba untuk bekerja sama dan bahwa pemimpin Rusia telah mengundang mitranya dari AS ke Moskow,” ujar lembaga resmi itu.
“Putin setuju dengan Trump bahwa penyelesaian jangka panjang dapat dicapai melalui negosiasi perdamaian tetapi mengatakan bahwa ia ingin mengatasi akar penyebab konflik,” tambahnya.
Trump berjanji mengakhiri perang Rusia dan Ukraina dalam 24 jam sebelum menjabat, tetapi ia belum menjelaskan rencananya.
Setelah menghubungi Putin, Trump menelepon Zelensky, yang kemudian menyebut percakapan mereka bermakna dan berbagi rincian pembicaraan Trump dengan Putin.
Trump, dalam akun Social Truth miliknya, kemudian mengatakan setelah percakapan tersebut bahwa Zelensky sama “seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN.”
Zelensky meminta jaminan keamanan dari Washington, sementara Trump mengusulkan kesepakatan mineral tanah jarang Kyiv sebagai imbalan bantuan militer.
Trump “Buang” NATO
Trump menilai keanggotaan NATO untuk Ukraina tidak praktis, sependapat dengan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.
Hegseth menyebut impian Ukraina kembali ke perbatasan 2014 sebagai ilusi dan keanggotaan NATO tidak realistis, sejalan dengan tuntutan Moskow.
Trump menegaskan bahwa komentar Hegseth tidak berarti Washington menyetujui prasyarat Rusia.