Connect with us

Tech

Mark Zuckerberg Tunduk : Donald Trump Tekan Meta

Published

on

Jakarta (usmnews) – Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan CEO Meta, kini menunjukkan sikap berbeda terhadap pemerintahan Donald Trump. Dalam sebuah paparan kinerja keuangan Meta pada tahun 2025, Zuckerberg memuji pemerintah Trump, mengatakan bahwa pemerintah AS kini mendukung perusahaan teknologi besar dan akan membela nilai-nilai Amerika di luar negeri. Zuckerberg menyatakan optimisme mengenai perkembangan teknologi Amerika dan menganggap tahun tersebut akan menjadi tahun besar untuk inovasi. Namun, hubungan antara Meta dan Trump tidak selalu berjalan mulus.

Pada Januari 2021, setelah insiden pemberontakan di Gedung Kongres, Meta menangguhkan akun resmi Trump di Facebook dan Instagram, yang kemudian memicu gugatan dari mantan presiden AS tersebut. Sebagai solusi, Meta sepakat untuk membayar US$ 25 juta dan mengakhiri gugatan tersebut. Langkah ini menunjukkan betapa Meta berusaha memperbaiki hubungan dengan Trump dan pemerintahannya.

Baca juga : https://usmtv.id/disadap-tanpa-klik-whatsapp-jadi-target-peretasan/

Meta juga menyumbang US$ 1 juta untuk dana pelantikan Trump sebagai Presiden AS, menunjukkan kedekatan dengan pihak yang berkuasa saat itu. Di sisi lain, Mark Zuckerberg juga mengumumkan perubahan kebijakan di platform Meta, termasuk penghentian program pengecekan fakta oleh pihak ketiga. Keputusan ini dianggap sebagai langkah untuk mengembalikan kebebasan berekspresi di Facebook dan Instagram.

Perusahaan mengganti program cek fakta dengan sistem “catatan komunitas”, seperti yang X terapkan di platform milik Elon Musk. Meta juga memutuskan untuk lebih selektif dalam menangani konten, hanya fokus pada pelanggaran serius yang pengguna laporkan, seperti terorisme, eksploitasi anak, atau penipuan. Keputusan ini muncul setelah Meta berusaha memperbaiki hubungan dengan Donald Trump dan pemerintahannya. Namun, kebijakan baru ini berlaku hanya di Amerika Serikat. Di Uni Eropa, Meta harus tetap mematuhi peraturan Digital Services Act yang ketat.

Untuk informasi lebih lanjut tentang perubahan kebijakan Meta dan hubungannya dengan Donald Trump, baca artikel terkait di CNBC Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *