International
Gedung Putih Batalkan Sebagian Rencana Trump Caplok Gaza
Washington (usmnews) – Gedung Putih menarik kembali sebagian dari rencana mengejutkan Presiden Donald Trump terkait pengambilalihan Gaza dan pemindahan paksa warga Palestina. Setelah Trump mengatakan AS akan mengambil alih Gaza dan merelokasi warga Palestina, Gedung Putih mencoba meredakan ekspektasi. Sekretaris Pers, Karoline Leavitt, menjelaskan bahwa Trump hanya ingin memindahkan warga Palestina sementara, bukan memukimkan mereka secara permanen di Mesir atau Yordania.
Gedung Putih juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiayai pembangunan Gaza. Leavitt menjelaskan, meskipun AS akan terlibat dalam upaya ini, pasukan AS tidak akan dikirim ke Gaza. AS mengandalkan mitra di kawasan, seperti Mesir dan Yordania, untuk menampung pengungsi Palestina sementara. “Gaza tidak layak huni bagi manusia,” ujarnya.
Gedung Putih juga mengonfirmasi bahwa pengerahan pasukan AS ke Gaza tidak menjadi bagian dari rencana. Leavitt menyatakan bahwa presiden belum berkomitmen untuk itu. Menteri Luar Negeri Marco Rubio mendukung gagasan Trump, menganggapnya sebagai tawaran murah hati untuk membangun kembali Gaza dan memberi kesempatan bagi warga Palestina kembali.
Gedung Putih menegaskan bahwa tujuannya adalah membangun kembali Gaza, baik rumah maupun infrastruktur. Meskipun pengumuman Trump mengejutkan, banyak pemimpin dunia, terutama di dunia Arab, menentang rencana tersebut. Kritik semakin keras karena negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas memasuki tahap kedua.
Gedung Putih juga menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak akan membiayai pembangunan Gaza. Leavitt menjelaskan bahwa meskipun AS akan terlibat dalam proses ini, pasukan AS tidak akan dikirim ke Gaza. Pemerintah AS mengharapkan negara-negara di kawasan, seperti Mesir dan Yordania, untuk menampung pengungsi Palestina sementara waktu. Leavitt menekankan bahwa fokus utama adalah membangun kembali Gaza, namun itu bukan tempat yang layak huni bagi manusia.
Pingback: F-35 NATO Cegat Pesawat Nuklir Rusia - USM TV