Badai Klarifikasi Tudingan Permintaan Uang dari Eks Vokalis Kerispatih

Jakarta — Musikus Badai mengklarifikasi tudingan permintaan uang dari eks vokalis Kerispatih, Sammy Simorangkir. Tuduhan itu muncul setelah Sammy menjadi saksi dalam sidang uji materiil UU Hak Cipta di Mahkamah Konstitusi (MK) dan menyatakan bahwa manajemen melarangnya membawakan lagu-lagu Kerispatih tanpa membayar Rp 5 juta per lagu.

Menanggapi hal tersebut, Badai dengan tegas menyatakan bahwa permintaan uang itu bukan berasal dari dirinya secara pribadi. Ia menjelaskan bahwa permintaan tersebut datang dari pihak manajemen Kerispatih, tepatnya setelah Sammy tidak lagi menjadi bagian dari band yang membesarkan namanya.

“Kalau dibilang dimintain duit 5 juta, itu yang bersangkutan omong secara lisan, dan itu dimintakan oleh manajemen kami saat itu,” jelas Badai di kawasan Fatmawati, Jakarta Selatan.

Badai juga mempertanyakan apakah Sammy benar-benar pernah melakukan pembayaran sesuai permintaan manajemen tersebut. Ia merasa tidak pernah ada ketentuan resmi mengenai nilai pembayaran tersebut. Namun, Badai tak menampik adanya larangan bagi Sammy untuk membawakan lagu-lagu Kerispatih, mengingat eks vokalis tersebut sudah bukan lagi anggota band.

Manajemen memberlakukan larangan tersebut untuk menjaga eksklusivitas karya-karya Kerispatih dan mencegah penyalahgunaan hak cipta. “Saya tanya saja, dia pernah bayar enggak ke manajemen kami? Saya tidak pernah merasa ada ketentuan nilai pembayaran di situ. Yang saya ingat, kami melarang karena beliau sudah keluar dari Kerispatih,” imbuh Badai.

Lebih lanjut, Badai mengungkapkan bahwa polemik ini justru merugikan dirinya. Ia mengaku pernah menagih royalti secara langsung kepada Sammy, meskipun sang penyanyi terus membawakan lagu-lagu ciptaannya di berbagai kesempatan.

“Di sidang MK kemarin, dia bilang enggak pernah dipersoalkan, jadi ruginya di mana? Yang rugi saya. Dari LMK (Lembaga Manajemen Kolektif) saya enggak jelas. Dia manggung di mana-mana, tapi bayaran ke saya enggak jelas,” pungkas Badai.