Business
Optimisme IMF: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Naik hingga 2025

Jakarta (usmnews) – Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) mengumumkan tingkat optimisme terhadap perekonomian global dengan menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi. IMF baru saja merilis proyeksi baru yang menunjukkan kenaikan dari angka sebelumnya yang diumumkan pada Oktober 2023.
IMF menyoroti kekuatan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang melampaui ekspektasi, serta langkah-langkah dukungan fiskal yang diambil oleh China sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi global. Di samping itu, negara-negara berkembang seperti Brasil, India, dan Rusia juga menunjukkan kinerja ekonomi yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya.
Menurut laporan CNBC pada Rabu (31/1/2024), IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2024 sebesar 3,1%, mengalami kenaikan sebanyak 0,2 poin persentase dari proyeksi sebelumnya pada Oktober 2023. IMF juga menambahkan dalam proyeksinya, terdapat ekspansi pertumbuhan ekonomi hingga 3,2% pada tahun 2025.
Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi ini memberikan keyakinan kepada IMF bahwa risiko hard landing atau kontraksi ekonomi global tidak akan terjadi pada tahun ini. Sebaliknya, IMF memperkirakan periode pertumbuhan ekonomi yang kuat, meskipun masih ada risiko baru yang muncul, seperti lonjakan harga komoditas dan masalah rantai pasokan akibat gejolak geopolitik di Timur Tengah.
IMF juga memberikan proyeksi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara pada tahun ini, dengan proyeksi 2,1% di Amerika Serikat, 0,9% di Uni Eropa dan Jepang, serta 0,6% di Inggris.
Kepala Ekonom IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menyatakan, “Apa yang kami lihat adalah perekonomian global yang sangat tangguh pada paruh kedua tahun lalu, dan hal itu akan berlanjut hingga tahun 2024. Ini adalah kombinasi dari permintaan yang kuat di beberapa negara tersebut, konsumsi swasta, belanja pemerintah.” Dikutip dari detikfinance.
Gourinchas menambahkan bahwa faktor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi adalah pasar tenaga kerja yang kuat, redanya gesekan rantai pasokan, serta penurunan harga energi dan komoditas.
Meskipun IMF mengumumkan kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi, perkiraan mereka masih berada di bawah rata-rata pertumbuhan global antara tahun 2000-2019 yang mencapai 3,8%.
Beberapa faktor negatif yang masih menghantui perekonomian dunia melibatkan tren suku bunga yang lebih tinggi, penarikan beberapa program dukungan fiskal, dan pertumbuhan produktivitas ekonomi yang rendah. Namun, kenaikan tren suku bunga diyakini telah menyebabkan inflasi turun lebih cepat dari perkiraan di sebagian besar wilayah.
IMF memproyeksikan inflasi global sebesar 5,8% pada tahun 2024 dan 4,4% pada tahun 2025. Sementara di negara-negara maju, angka tersebut turun menjadi 2,6% pada tahun ini dan 2% pada tahun depan.