Connect with us

Lifestyle

Berkat Sosok Ini, Warga Indonesia Ketagihan Makan Gorengan!

Published

on

Jakarta, (usmnews) – Gorengan telah menjadi makanan favorit banyak orang Indonesia, dari ayam goreng, tahu bulat, hingga pisang goreng. Namun, tahukah Anda bagaimana kebiasaan menggoreng berkembang hingga akhirnya sangat digemari di Indonesia?

Sejarah mencatat bahwa teknik menggoreng sebenarnya baru muncul ribuan tahun lalu di Mesir sekitar 2500 SM. Tradisi ini kemudian menyebar ke Eropa dan China, tempat teknik menggoreng berkembang lebih jauh. Di kedua wilayah ini, masyarakat menciptakan berbagai teknik menggoreng, mulai dari deep frying hingga stir frying, yang memberi cita rasa unik pada setiap hidangan. Seiring migrasi penduduk Eropa dan China ke seluruh dunia, teknik ini pun menyebar, hingga tiba di Indonesia pada abad ke-16.

Namun, menggoreng makanan di Indonesia tidak langsung menjadi kebiasaan. Proses ini mulai meluas pada abad ke-19, ketika minyak kelapa tersedia dan bangsa Eropa, terutama Belanda, memperkenalkan mentega. Minyak kelapa memudahkan proses menggoreng, sementara masyarakat Hindia Belanda menggunakan mentega untuk menggoreng makanan. Meski gorengan mulai populer, harga bahan seperti mentega dan minyak kelapa masih mahal, sehingga banyak orang sulit menjangkaunya.

Perubahan besar terjadi pada era Orde Baru, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Kebijakan yang mendukung industri sawit membuat minyak goreng sawit tersedia dengan harga lebih murah. Kebijakan ini membuat minyak kelapa digantikan oleh minyak goreng sawit, sehingga gorengan semakin terjangkau. Pada saat yang sama, muncul dua pemain besar di industri minyak goreng: Eka Tjipta Widjaja dan Liem Sioe Liong, yang mengembangkan merek Filma, Bimoli, dan tepung terigu Bogasari.

Sejak saat itu, gorengan mulai menjadi makanan sehari-hari di Indonesia, bahkan saat buka puasa di bulan Ramadan. Soeharto, Salim, dan Eka Tjipta telah memengaruhi kebiasaan makan gorengan yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *