Education
Mengenal PPDS dalam Kuliah Kedokteran dan Bedanya dengan S2

Jakarta (usmnews) – Dikutip dari laman resmi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unad), PPDS adalah kepanjangan dari Program Pendidikan Dokter Spesialis. PPDS merupakan tahapan lanjutan pendidikan seorang dokter untuk menjadi spesialis. Program ini biasanya berlangsung selama empat sampai enam tahun, tergantung pada jenis spesialisasi yang dipilih.
Beberapa program spesialis antara lain Andrologi, Bedah Toraks Kardiovaskular, Ilmu Bedah, Ilmu Bedah Anak, Ilmu Bedah Saraf, Ilmu Kesehatan Anak, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit Dalam, Mikrobiologi Klinik, Neurologi, Patologi Anatomi, Patologi Klinik, Psikiatri, Radiologi, Urologi, Anestesi, dan lain-lain. Setelah menyelesaikan PPDS, dokter spesialis harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk memperoleh sertifikat spesialis dan diakui sebagai dokter spesialis oleh pemerintah.
Perbedaan Magister dan Spesialis
Dikutip dari berbagai sumber, PPDS berbeda dengan program magister atau S2 di perguruan tinggi. Program S2 merupakan program pendidikan akademik, sedangkan PPDS merupakan program pendidikan untuk menyiapkan dokter umum menjadi dokter spesialis. Meskipun berbeda, tidak ada larangan untuk mengikuti program S2 dan program spesialis pada waktu bersamaan.
Program S2 biasanya lebih fokus pada pengembangan pengetahuan dan penelitian dalam bidang tertentu, sementara PPDS lebih menitikberatkan pada praktik klinis dan keterampilan medis yang dibutuhkan untuk menjadi spesialis. Dengan demikian, dokter yang mengambil PPDS diharapkan memiliki kompetensi yang lebih mendalam di bidang spesialisasi pilihannya.
Kesimpulan
PPDS merupakan jalur penting bagi seorang dokter untuk menjadi spesialis, dengan perbedaan mendasar dari program magister yang lebih bersifat akademik. Bagi mereka yang ingin menekuni bidang tertentu dalam kedokteran, PPDS adalah pilihan yang tepat untuk meraih kompetensi sebagai dokter spesialis.