Connect with us

Sports

Tangis Marc Marquez dan Comeback Terhebat di MotoGP

Published

on

Jakarta, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,Air Mata Kemenangan Marc Marquez: Sebuah Comeback Terdahsyat dalam Sejarah MotoGPPemandangan haru tangis Marc Marquez di atas motor Desmosedici GP25 di Motegi, Jepang, pada Minggu (28/9), menjadi simbol yang tak terbantahkan dari sebuah comeback terbesar dalam sejarah MotoGP.

Kebangkitan pembalap asal Spanyol ini disandingkan dengan kisah heroik atlet-atlet legendaris dunia yang berhasil bangkit dari cedera parah atau kemunduran panjang, seperti Niki Lauda di Formula 1, Michael Jordan di basket, Monica Seles di tenis, dan Tiger Woods di golf.Karier Marquez, yang sempat terpuruk akibat serangkaian cedera, kini kembali melesat setelah keputusannya bergabung dengan Ducati Lenovo Team pada musim 2025, menyusul kepindahannya dari Gresini Racing MotoGP. Motor Desmosedici GP25 terbukti menjadi katalis yang mengembalikan kecepatan dan dominasi lamanya.

Sejak awal musim 2025, Marquez menunjukkan performa yang tak tertandingi. Dari 17 seri balapan yang sudah digelar, The Baby Alien berhasil merebut 13 kali kemenangan dan naik podium sebanyak 16 kali. Hanya satu kali ia gagal menyelesaikan balapan akibat kecelakaan. Konsistensi luar biasa ini memastikan Marquez mengunci gelar juara dunia musim ini di GP Jepang, meskipun balapan masih menyisakan lima seri lagi. Dengan total 541 poin, gelar ini bukan hanya sekadar kemenangan, melainkan sebuah comeback juara yang monumental bagi Marquez dan sebuah inspirasi besar bagi industri MotoGP secara keseluruhan.

Jejak Karier Gemilang dan Petaka di Jerez 2020Lahir di Cervera, Spanyol, pada 17 Februari 1993, Marquez sudah menunjukkan bakat balap yang luar biasa sejak usia muda. Ia meraih Kejuaraan Dunia 125cc pada 2010 dan kemudian memenangi Kejuaraan Dunia Moto2 pada 2012. Statusnya sebagai juara Moto2 membawanya promosi ke kelas utama MotoGP pada 2013, di mana ia langsung mencetak sejarah dengan menjadi juara dunia pada musim perdananya.

Dominasinya berlanjut pada musim berikutnya, dan setelah sempat disalip oleh Jorge Lorenzo pada 2015, Marquez kembali mencetak rekor dengan merebut gelar juara dunia selama empat musim berturut-turut, dari 2016, 2017, 2018, hingga 2019. Persaingan sengitnya dengan Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa selama periode ini menjadikannya superstar global.

Namun, petaka terjadi pada 19 Juli 2020 di Sirkuit Jerez, Spanyol. Marquez mengalami kecelakaan parah di tikungan ketiga pada lap ke-21. Kecelakaan tunggal ini memaksanya menjalani operasi kompleks untuk mengatasi tiga patah tulang di lengannya, yang memerlukan penanaman sekrup dan pelat.Perjuangan Lima Tahun Melawan Cedera dan FrustrasiKecelakaan di Jerez menjadi awal dari periode kelam dalam karier Marquez.

Selama musim 2020, 2021, 2022, 2023, dan 2024, ia harus menghadapi perjuangan yang melelahkan. Ia berpindah antara dua pabrikan dan tiga tim, melalui beberapa kali operasi, berjuang melawan masalah penglihatan ganda (diplopia), cedera bahu, dan cedera tangan berulang. Kondisinya tidak pernah pulih sempurna, dan frustrasi terus mendera, memaksanya absen selama berbulan-bulan dari lintasan.Perjuangan yang keras dan penuh pengorbanan itu akhirnya terbayar tuntas. Setelah 2.184 hari sejak ia terakhir kali merayakan gelar juara dunia pada 2019, Marc Marquez kembali menempati posisi tertinggi di MotoGP.

Tidak heran jika air mata kebahagiaan dan keharuan bercampur menjadi satu saat ia menangis di atas Desmosedici GP25, sebuah manifestasi emosional dari lima tahun perjuangan tanpa henti yang kini menempatkannya kembali di puncak dunia balap motor.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *