International

Serangan Teroris di Moskow: Sejarah dan Dampaknya di Rusia

Published

on

Baca juga berita yang lain : International

JAKARTA (usmnews) – Serangan ke gedung konser di Moskow telah menjadi salah satu aksi teroris paling mematikan dalam dua dekade terakhir di Rusia. Meskipun telah ada peringatan dari dinas rahasia AS tentang potensi serangan teror sebelumnya, Presiden Putin menolak menganggap peringatan itu sebagai “provokasi Barat” yang bertujuan untuk merugikan Rusia.

Setelah lebih dari 130 orang tewas dalam serangan tersebut, Putin menyalahkan Ukraina tanpa menyajikan bukti. Meskipun ISIS kemudian menyatakan bertanggung jawab, media-media di Rusia tetap berspekulasi tentang keterlibatan Ukraina atau Barat dalam serangan tersebut.

Setelah ISIS mengunggah foto-foto dari lokasi serangan, Putin akhirnya mengakui bahwa kelompok “militan Islam” yang menyerang gedung konser, sambil terus menuding Ukraina. Menurut Putin, para teroris bermaksud melarikan diri ke Ukraina setelah serangan itu.

Dalam 25 tahun terakhir, Rusia telah menjadi saksi beberapa serangan teroris besar. Beberapa di antaranya dilakukan oleh kelompok fanatik yang dipengaruhi agama, sementara yang lain dilakukan oleh kelompok separatis dengan tuntutan politik, seperti yang terjadi di Chechnya.

Pengeboman Apartemen Tahun 1999: Pada bulan September 1999, serangkaian ledakan terjadi di blok apartemen di Moskow, Buynaksk (Republik Dagestan), dan Volgodonsk di Rusia selatan. Ledakan tersebut menewaskan lebih dari 300 orang dan melukai 1.700 lainnya.

Meskipun Kremlin menyalahkan milisi Chechnya atas serangan tersebut, beberapa pihak meragukan klaim tersebut. Beberapa jurnalis dan analis Rusia bahkan percaya bahwa ledakan tersebut kemungkinan diatur oleh badan intelijen Rusia sendiri untuk melegitimasi serangan besar-besaran ke Chechnya.

Pengeboman blok apartemen dijadikan alasan untuk meluncurkan Perang Chechnya Kedua dan berhasil meningkatkan popularitas Vladimir Putin, yang saat itu menjabat sebagai perdana menteri dan bersiap untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.

Penyanderaan di Teater Dubrovka di Moskow, 2002: Pada bulan Oktober 2002, militan bersenjata Chechnya menyerbu Teater Dubrovka yang ramai di pusat kota Moskow saat pertunjukan musikal populer “Nord-Ost.” Lebih dari 900 penonton dan pemain disandera. Penyerang menuntut penarikan pasukan Rusia dari Chechnya.

Setelah tiga hari negosiasi, pasukan khusus Rusia menyerbu gedung tersebut dengan melepaskan gas beracun ke auditorium. Semua 40 penyandera tewas, sementara sekitar 130 sandera tewas dan ratusan lainnya cedera, sebagian besar karena efek gas beracun dan keterlambatan bantuan medis. Hingga saat ini, jenis gas beracun yang digunakan oleh pasukan elit Rusia dalam serangan tersebut tetap tidak diungkapkan.

Setelah serangan di Teater Dubrovka, parlemen Rusia Duma mengesahkan undang-undang anti-terorisme yang ketat, termasuk sensor terhadap media dan represi terhadap warga Chechnya di Moskow.

Penyanderaan Sekolah di Beslan 2004: Aksi terorisme paling tragis terjadi pada 1 September 2004 di Beslan, Osetia Utara, bertepatan dengan hari pertama sekolah. Penyerang yang diketahui sebagai milisi Chechnya di bawah pimpinan Shamil Basayev menyandera lebih dari 1.100 orang, termasuk 777 siswa sekolah. Para penyandera menuntut penarikan pasukan Rusia dan Chechnya serta pengakuan kemerdekaan wilayah tersebut.

Pemerintah Rusia menolak untuk bernegosiasi, dan tiga hari kemudian menyerbu gedung sekolah setelah para teroris meledakkan bom di dalamnya. Nam

Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Serangan Teroris di Moskow: Sejarah dan Dampaknya di Rusia dapat Anda temukan pada International dan di tulis oleh usmnews

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version