Business
Rencana Pemutihan Utang Petani dan Nelayan Diungkapkan oleh Hashim Djojohadikusumo
Baca juga berita yang lain : Business
JAKARTA (usmnews) – Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subianto, mengungkapkan rencana penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) terkait pemutihan utang yang mencakup jutaan petani dan nelayan. Rencana ini disampaikan dalam Dialog Ekonomi Kadin bersama Pimpinan Dewan Kadin Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, pada Rabu, 23 Oktober 2024. Menurut Hashim, Perpres ini saat ini sedang disusun oleh Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas.
Utang Petani dan Nelayan
Hashim menjelaskan bahwa banyak petani dan nelayan masih terjebak dalam utang lama yang berasal dari krisis moneter yang melanda Indonesia. Ia memperkirakan bahwa terdapat sekitar lima hingga enam juta petani dan nelayan yang masih memiliki utang tersebut. Pihak perbankan telah memiliki mekanisme untuk menilai kemampuan bayar nasabah, tetapi tingkat pemulihan bagi mereka yang mengalami masalah kredit di masa lalu sudah sangat rendah. Dalam situasi ini, Hashim melihat potensi bahwa rencana pemutihan utang tersebut dapat menarik konsumen baru bagi perbankan.
Tanggapan Calon Presiden Ganjar Pranowo
Masalah utang macet ini sempat disinggung oleh calon presiden Ganjar Pranowo dalam kampanyenya. Ia berencana untuk menghapus utang Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang saat ini mencapai Rp 600 miliar. Hashim menekankan bahwa petani dan nelayan dengan utang tersebut kini kesulitan untuk mengakses pinjaman dari perbankan, karena setiap kali data mereka tercatat dalam Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengajuan mereka langsung ditolak.
Kendala yang Dihadapi
Hashim menjelaskan bahwa utang petani dan nelayan ini sebenarnya telah dihapus dan dibekukan oleh bank, tetapi hak penagihan tetap tercatat. “Akibatnya, mereka tidak bisa memperoleh kredit dari bank dan terpaksa beralih ke rentenir atau pinjaman online,” ungkapnya. Hashim menambahkan, “Saya sampaikan kepada Pak Prabowo bahwa situasi ini perlu diubah.”
Respon dari Serikat Petani Indonesia
Ketua Serikat Petani Indonesia, Henry Saragih, menyambut baik rencana pemutihan ini. Ia menyatakan bahwa ketidakmampuan petani untuk melunasi utang bukan sepenuhnya kesalahan mereka, melainkan dampak dari krisis moneter di era Orde Baru. “Kami setuju dengan rencana pemutihan karena utang yang tidak terbayar sebagian besar disebabkan oleh kondisi krisis tersebut,” ujarnya pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Henry juga menekankan perlunya kejelasan tentang apakah pemutihan akan berlaku untuk semua utang petani atau hanya untuk utang pada periode tertentu, seperti tahun 1998. Ia menyarankan agar petani yang ingin mengajukan pinjaman baru setelah pemutihan diberikan catatan khusus, untuk mencegah asumsi bahwa utang bisa dihapuskan dengan mudah.
Saran untuk Utang Setelah Periode Orde Baru
Henry juga mengusulkan agar pemutihan untuk utang petani lainnya yang terjadi setelah periode Orde Baru dapat dipertimbangkan lebih lanjut. Ia menganggap bahwa peninjauan terhadap utang-utang tersebut perlu dilakukan untuk menentukan apakah pemutihan diperlukan.
Dukungan dari Bank
Direktur Keuangan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk. (BSI), Ade Cahyo Nugroho, memberikan tanggapan positif terhadap rencana pemutihan utang bagi sekitar enam juta petani dan nelayan. Ia menyatakan bahwa rencana ini memberikan peluang bagi perbankan untuk menambah jumlah nasabah, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat masalah kredit di masa lalu.
Ade menjelaskan bahwa banyak nasabah mengalami kesulitan pembayaran karena berbagai alasan, sehingga langkah baru ini diharapkan dapat memberikan kesempatan baru bagi mereka. Umumnya, nasabah yang bermasalah dalam pembayaran kredit di masa lalu sering kali masuk dalam daftar hitam, yang menghalangi akses mereka terhadap layanan perbankan.
Pendapat BTN
Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN), juga mendukung rencana pemutihan utang ini. Menurutnya, pemutihan utang petani dan nelayan dapat mendukung keberlangsungan ekonomi masyarakat dan membuka peluang baru bagi sektor perbankan untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Dikutip dari laman tempo.co
Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Rencana Pemutihan Utang Petani dan Nelayan Diungkapkan oleh Hashim Djojohadikusumo dapat Anda temukan pada Business dan di tulis oleh aulia