Connect with us

Nasional

Penyebab Meninggalnya Gary Iskak Dipastikan Adalah Kecelakaan Sepeda Motor.”

Published

on

Semarang (usmnews) dikutip dari cnnindonesia.com Industri hiburan Tanah Air kembali diselimuti kabar duka yang mendalam. Aktor senior yang telah mewarnai layar kaca dan layar lebar Indonesia selama lebih dari dua dekade, Gary Iskak, dilaporkan meninggal dunia pada hari Sabtu, 29 November. Kepergian sang aktor terjadi setelah ia mengalami insiden kecelakaan lalu lintas tunggal yang fatal pada dini hari di kawasan Jakarta Selatan. Konfirmasi mengenai kabar memilukan ini disampaikan langsung oleh Ajeng, selaku manajer dari istri almarhum, Richa Novisha. Meski dalam suasana berduka dan belum dapat memberikan rincian mendalam, Ajeng membenarkan bahwa Gary telah berpulang ke Rahmatullah.

Kronologi Kecelakaan dan Kesaksian Warga

Insiden nahas tersebut bermula pada Sabtu dini hari. Berdasarkan laporan kepolisian, kecelakaan terjadi sekitar pukul 00.30 WIB di wilayah Pesanggrahan. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly, memberikan keterangan resmi bahwa kecelakaan ini dikategorikan sebagai kecelakaan tunggal atau out of control. Berdasarkan keterangan saksi di tempat kejadian, yakni Isnandar yang merupakan seorang karyawan pencucian mobil, motor yang dikendarai Gary Iskak diduga menabrak sebuah pohon hingga menyebabkan tubuh sang aktor terpelanting keras.

Suasana di lokasi kejadian digambarkan cukup mencekam. Angga, seorang karyawan bengkel yang berada tidak jauh dari titik kecelakaan, menuturkan kesaksiannya. Sekitar setengah satu malam, saat ia sedang berkumpul bersama rekan-rekannya, terdengar suara benturan yang sangat keras. Saat warga mendatangi sumber suara, mereka menemukan seorang pria tergeletak dengan kondisi luka yang cukup parah, terutama di bagian kepala.

Pada awalnya, warga setempat, termasuk Angga, tidak menyadari bahwa korban kecelakaan tersebut adalah seorang figur publik. Identitas korban baru terungkap setelah Angga membagikan informasi kejadian tersebut ke grup pesan singkat, di mana salah satu anggotanya mengenali sosok tersebut sebagai Gary Iskak. Respons cepat dilakukan oleh warga sekitar; tanpa menunggu ambulans, mereka berinisiatif mengevakuasi Gary menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit terdekat demi mendapatkan pertolongan pertama.

Perjuangan Medis hingga Hembusan Napas Terakhir

Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, menjelaskan linimasa penanganan medis yang diterima almarhum. Gary Iskak tiba di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Sunyoto pada pukul 01.00 WIB, hanya berselang setengah jam dari waktu kejadian. Tim medis segera melakukan perawatan intensif untuk menyelamatkan nyawanya. Namun, takdir berkata lain. Setelah berjuang selama kurang lebih delapan jam di ruang perawatan, pihak rumah sakit menyatakan Gary Iskak meninggal dunia pada pukul 09.00 WIB pagi harinya.

Kabar mengenai insiden ini pertama kali menyeruak ke publik melalui media sosial. Komedian Ade Jigo mengunggah sebuah video di Instagram Stories yang memperlihatkan kondisi pasca-kecelakaan, di mana terlihat seseorang yang diduga Gary tergeletak di jalan raya. Tak berselang lama, Ade Jigo memperbarui informasinya dengan berita duka bahwa rekannya tersebut telah tiada.

Penghormatan Terakhir dan Jejak Karier Sang Aktor

Jenazah Gary Iskak rencananya akan dikebumikan pada Sabtu sore, pukul 15.30 WIB, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Jakarta Selatan, yang lokasinya tidak jauh dari tempat ia mengalami kecelakaan.

Kepergian Gary Iskak meninggalkan warisan karya yang panjang. Pria kelahiran Bogor, 11 Juli 1979 ini lahir dari keluarga yang kental dengan darah seni. Ia memulai debut layar lebarnya pada tahun 2000 melalui film “Bintang Jatuh”. Namanya kian melambung saat turut ambil bagian dalam fenomena budaya pop Indonesia, “Ada Apa dengan Cinta?” pada tahun 2002. Sepanjang kariernya, Gary dikenal sebagai aktor serbabisa yang mampu memainkan peran dramatis dalam film seperti “Ungu Violet” (2005) dan “Merah itu Cinta” (2007), hingga peran komedi dalam “Kawin Kontrak 3” (2013) dan “Mangga Muda” (2020).

Tak hanya di film, wajah Gary juga sangat akrab bagi pemirsa televisi lewat puluhan judul sinetron, mulai dari “Opera SMU” di awal 2000-an, “Buku Harian Baim”, hingga “Kun Anta 2”. Dedikasinya yang konsisten dalam dunia peran membuat kepergiannya menjadi kehilangan besar bagi rekan sejawat dan penggemar film Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *