Connect with us

International

Harga Minyak Dunia Tertekan Setelah Fasilitas Ekspor Kunci Rusia Beroperasi Kembali

Published

on

Jakarta (usmnews) – Dikutip Liputan6 Penurunan signifikan terjadi di pasar minyak global pada perdagangan Senin, (18/11/2025), setelah fasilitas ekspor minyak mentah utama Rusia di Laut Hitam melanjutkan operasionalnya. Harga minyak dunia melemah setelah Pelabuhan Novorossiysk, yang merupakan pintu gerbang penting bagi ekspor energi Rusia, kembali dibuka. Sebelumnya, aktivitas pengiriman di fasilitas ini sempat terhenti selama dua hari penuh akibat serangkaian serangan dari pihak Ukraina.

Mengutip laporan pasar, harga minyak mentah Brent, sebagai tolok ukur global, tercatat turun sebesar 19 sen atau 0,3 persen, menetap pada level USD 64,20 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), acuan pasar Amerika Serikat, juga mengalami koreksi tipis sebesar 18 sen atau 0,3 persen, menutup perdagangan di posisi USD 59,91 per barel. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan kondisi pada akhir pekan sebelumnya, di mana kedua acuan harga tersebut sempat melonjak lebih dari 2 persen dan menutup pekan dengan kenaikan tipis. Kenaikan tersebut terjadi justru karena adanya penghentian ekspor dari Novorossiysk serta terminal Caspian Pipeline Consortium, sebuah gangguan yang berdampak pada sekitar dua persen dari total pasokan minyak mentah dunia.

Meskipun aktivitas pengiriman minyak dilaporkan telah pulih kembali di Novorossiysk pada hari Minggu berdasarkan data LSEG dan sumber-sumber industri, ketegangan geopolitik masih menjadi pertimbangan utama. Rangkaian serangan berkelanjutan yang dilancarkan Ukraina terhadap berbagai infrastruktur energi Rusia, termasuk laporan penyerangan kilang minyak Ryazan dan kilang Novokuibyshevsk, terus memicu kekhawatiran. Analis pasar seperti Toshitaka Tazawa dari Fujitomi Securities menyoroti bahwa para investor saat ini masih berupaya keras untuk menganalisis dan menaksir bagaimana dampak jangka panjang dari eskalasi serangan ini terhadap stabilitas ekspor minyak mentah Rusia di masa depan.

Selain dinamika perang, pasar juga mencermati langkah-langkah Barat. Amerika Serikat, misalnya, berencana memberlakukan larangan transaksi dengan perusahaan energi raksasa Rusia, Lukoil dan Rosneft, setelah tanggal 21 November, sebagai bagian dari upaya kolektif untuk menekan Moskow agar bersedia kembali ke meja perundingan damai. Bahkan, isu sanksi diperluas, dengan adanya wacana dari Partai Republik di AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap negara mana pun yang masih berbisnis dengan Rusia, serta kemungkinan memasukkan Iran ke dalam daftar tersebut.

Di tengah ketidakpastian ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) telah menyepakati kenaikan target produksi untuk bulan Desember sebesar 137.000 barel per hari, sama dengan bulan sebelumnya. Namun, kelompok produsen minyak tersebut juga mengambil keputusan strategis untuk menghentikan seluruh kenaikan produksi pada kuartal pertama tahun depan.

Dalam proyeksi pasarnya, ING memperkirakan bahwa pasar minyak berpotensi menghadapi surplus besar hingga tahun 2026. Walaupun demikian, mereka tetap mengeluarkan peringatan tegas mengenai potensi peningkatan risiko pasokan yang berasal dari serangan drone Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia. ING juga menyoroti insiden penyitaan kapal tanker oleh Iran di Teluk Oman, sebuah jalur pelayaran yang sangat vital karena menjadi lintasan bagi sekitar 20 juta barel pasokan minyak harian dunia.

Sementara itu, dari sisi sentimen pasar dan posisi spekulan, data menunjukkan peningkatan posisi beli bersih pada ICE Brent, didorong oleh aksi short-covering, yang mengindikasikan keengganan pelaku pasar untuk menahan posisi jual di tengah tingginya risiko pasokan dan ketidakpastian sanksi. Analis UBS, Giovanni Staunovo, memberikan pandangan yang konservatif namun optimistis, dengan menyebutkan bahwa harga minyak berpeluang besar untuk tetap bertahan di batas bawah dalam beberapa bulan mendatang, namun melihat prospek yang jauh lebih positif pada paruh kedua tahun 2026.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *