Nasional
Guncangan Magnitudo 5,2 Landa Blitar Jawa Timur, Sejumlah Wilayah Rasakan Getaran

Pasuruan (usmnews) di kutip dari detiknews Peristiwa gempa bumi tektonik dengan magnitudo 5,2 kembali mengguncang wilayah perairan selatan Jawa, khususnya Blitar, Jawa Timur, pada dini hari Senin, 24 November 2025. Guncangan ini dilaporkan terjadi tepat pada pukul 03.40.22 Waktu Indonesia Barat (WIB), menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat dan bahkan dirasakan hingga ke pulau Bali. Berdasarkan laporan yang dirilis oleh CNN Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera melakukan analisis mendalam untuk mengidentifikasi karakteristik dan potensi dampak dari gempa ini.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam keterangan resminya pada hari yang sama, menjelaskan bahwa pusat gempa terletak di Samudera Hindia Selatan Jawa. Secara spesifik, hasil analisis BMKG menunjukkan lokasi episenter berada pada koordinat 9,21° Lintang Selatan dan 111,85° Bujur Timur. Titik ini mengindikasikan bahwa gempa berpusat di laut, dengan jarak sekitar 126 kilometer di arah Barat Daya Kota Blitar, Jawa Timur. Informasi penting lainnya yang disampaikan adalah kedalaman hiposenter, yang tercatat sangat dangkal, yaitu hanya 10 kilometer di bawah permukaan laut.
Merujuk pada lokasi episenter dan kedalamannya yang tergolong dangkal tersebut, Daryono menegaskan bahwa peristiwa ini merupakan jenis gempa bumi dangkal yang dipicu oleh adanya aktivitas sesar aktif di bawah laut. Sesar aktif ini memicu pergerakan lempeng yang menyebabkan pelepasan energi secara tiba-tiba. Lebih lanjut, analisis mekanisme sumber yang dilakukan oleh BMKG mengindikasikan bahwa gempabumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan geser, atau yang dikenal dalam terminologi geologi sebagai *strike-slip*. Pemahaman terhadap mekanisme ini penting untuk memprediksi pola penyebaran energi dan potensi bahaya yang mungkin timbul di masa mendatang.

Dampak guncangan, atau intensitas gempa, dirasakan bervariasi di beberapa daerah. Wilayah Kuta di Bali, yang merupakan salah satu lokasi terjauh yang merasakan, mencatat skala intensitas II-III pada skala Modified Mercalli Intensity (MMI). Pada skala ini, getaran dirasakan secara nyata oleh mereka yang berada di dalam rumah, seringkali diibaratkan seperti sensasi dilewati oleh truk besar. Sementara itu, sejumlah daerah di Jawa, seperti Karangkates, Nganjuk, Blitar, Tulungagung, dan Bantul, merasakan guncangan dengan skala intensitas yang sedikit lebih rendah, yaitu II MMI. Dalam kategori ini, getaran hanya dirasakan oleh beberapa orang saja, dan benda-benda ringan yang tergantung, seperti lampu atau hiasan, terlihat bergoyang-goyang.
Meskipun gempa dengan kekuatan magnitudo 5,2 ini memiliki potensi untuk menimbulkan kerusakan, kabar baik yang disampaikan oleh BMKG adalah hasil pemodelan mereka. Berdasarkan perhitungan dan analisis parameter gempanya, BMKG memastikan bahwa gempa bumi yang mengguncang Blitar dan sekitarnya ini tidak memiliki potensi untuk memicu terjadinya gelombang tsunami. Pengumuman ini menjadi informasi vital yang menenangkan masyarakat pesisir, meskipun kewaspadaan terhadap gempa susulan tetap dianjurkan oleh pihak berwenang. Kejadian ini kembali mengingatkan publik akan posisi Indonesia yang berada di jalur cincin api Pasifik, menuntut kesiapsiagaan berkelanjutan terhadap potensi bencana alam, khususnya gempa bumi, sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.







