Business

China Jatuhkan Sanksi Balasan ke UE

Published

on

Semarang (usmnews) – Beijing menjatuhkan sanksi ke dua bank Lithuania sebagai balasan atas sanksi UE terhadap lembaga keuangan China. Langkah ini menandai peningkatan ketegangan antara China dan blok Eropa dalam isu geopolitik dan ekonomi global. China sanksi UAB Urbo dan AB Mano, larang kerja sama dengan keduanya.

Beijing mengambil langkah ini setelah Brussels meluncurkan paket sanksi UE ke-18 terhadap Rusia pada Juli lalu. Paket sanksi menargetkan sektor energi dan perbankan Rusia serta membatasi entitas keuangan dari China, India, UEA, dan Turki. Dua bank China—Suifenhe Rural Commercial Bank dan Heihe Rural Commercial Bank—ikut terdampak dalam sanksi tersebut.

China mengecam sanksi Uni Eropa sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan menuduhnya merugikan kepentingan sah perusahaan-perusahaan China. Dalam pernyataannya, Beijing menegaskan bahwa mereka tidak akan tinggal diam saat perusahaan domestiknya terkena dampak dari kebijakan yang dianggap sepihak.

Komisi Eropa merespons dengan hati-hati. Juru bicaranya, Olof Gill, menyatakan bahwa pihaknya akan meninjau secara mendalam kebijakan sanksi balasan dari China. Ia juga menyebut bahwa Uni Eropa terbuka untuk menemukan solusi bersama yang dapat mengarah pada penghapusan sanksi terhadap lembaga keuangan yang terlibat.

Sementara itu, kedua bank Lithuania yang terkena sanksi China menyatakan bahwa langkah tersebut tidak mempengaruhi operasional mereka. Bank Urbo mengklaim tidak memiliki hubungan bisnis dengan China, sementara Bank Mano menyebut China bukan pasar target dan mereka tidak pernah beroperasi di wilayah tersebut. Keduanya telah menghubungi otoritas Lithuania untuk membahas situasi ini lebih lanjut.

Langkah sanksi ini memperlihatkan sikap tegas China terhadap tekanan ekonomi dari Barat. Sejak eskalasi konflik Ukraina pada 2022, China menolak mendukung sanksi terhadap Rusia dan terus memperkuat hubungan ekonomi dengan Moskow. Beijing juga secara konsisten menyerukan penyelesaian damai melalui jalur diplomasi.

Sementara itu, negara-negara Barat terus meningkatkan tekanan terhadap negara-negara mitra dagang Rusia, termasuk China, sebagai bagian dari strategi untuk mengisolasi Moskow dan mengurangi pendapatan ekspornya. Namun, Rusia menegaskan bahwa mereka telah mengembangkan ketahanan terhadap sanksi dan menyebutnya sebagai “pedang bermata dua” yang juga merugikan negara-negara Barat sendiri.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version