Education

Selamatkan Kunang-Kunang, Mahasiswa UNDIP Bangun Habitat Buatan di Desa Jladri Kebumen

Published

on

KEBUMEN- Sekelompok mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) menghadirkan cara baru melestarikan kunang-kunang di pedesaan. Melalui program PKM-PM “Lampy Project”, mereka menciptakan vivarium — ekosistem buatan yang meniru habitat alami — di Desa Jladri, Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen. Program berlangsung sejak 7 Juli hingga 20 September 2025, menggandeng Karang Taruna Lepen Mas sebagai mitra lapangan.

Kegiatan dipimpin oleh Danendra Farrel Athallah dengan anggota Ahmad Muzaki Khoiruman, Bima Surya Darmawan, Arjuna Muhammad Pratama, dan Dika Setyaningsih. Mereka dibimbing oleh Dr. Karyadi Baskoro dan Ni Kadek Dita Cahyani, Ph.D. dari Fakultas Sains dan Matematika UNDIP.

Farrel menjelaskan bahwa ide program muncul karena populasi kunang-kunang di Jladri makin menurun akibat pestisida dan cahaya lampu.

“Kami ingin membantu warga menjaga ekosistem ini lewat inovasi yang mudah diterapkan dan bernilai ilmiah,” ujar Danendra Farrel Athallah.

Tim memulai kegiatan dengan sosialisasi kepada warga desa dan survei ekologi. Setelah menentukan lokasi konservasi, mereka membangun vivarium dari kaca berukuran besar berisi tanah lembap, dedaunan, dan air dangkal yang berfungsi sebagai area aktivitas larva. Kondisi suhu dan pencahayaan diatur agar menyerupai lingkungan alami.

Pada tahap berikutnya, tim melakukan pemijahan indukan jantan dan betina (26 Juli–3 Agustus 2025) di ruang redup dengan pencahayaan di bawah 5 lux. Telur yang diletakkan di media lembap dipantau setiap hari, lalu diamati fase larvanya selama 9–30 Agustus 2025. Larva diberi pakan alami berupa cacing tanah muda dan siput kecil, serta dijaga pada suhu 24–27°C dengan kelembapan tinggi.

Puncak kegiatan berlangsung 31 Agustus 2025 melalui pelatihan teknis budidaya kunang-kunang kepada Karang Taruna Lepen Mas. Pelatihan diawali dari pembuatan media tanah dan lumut, identifikasi jenis kelamin indukan, hingga pemberian pakan alami. Peserta juga belajar mencatat data perkembangan larva menggunakan logbook digital.

Menurut Bima Surya Darmawan, anggota tim, “Pelatihan ini membantu warga memahami bahwa kunang-kunang tidak sulit dibudidayakan asal lingkungan dan makanannya sesuai.”

Pada 19–20 September 2025, tim bersama warga menggelar evaluasi dan testimoni program. Mitra menyampaikan rasa bangga atas pendampingan mahasiswa UNDIP karena berhasil memperkenalkan metode konservasi berbasis riset ilmiah.

Lampy Project kini menyiapkan kelanjutan kegiatan pada 2026, meliputi analisis data pertumbuhan dan perancangan wisata edukatif malam hari berbasis konservasi kunang-kunang.

“Tujuan kami bukan hanya membuat kunang-kunang hidup di vivarium, tapi menjadikannya ikon ekowisata baru Desa Jladri,” tutur Danendra Farrel Athallah, ketua tim.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version