Connect with us

Business

Bisnis Transportasi-Pergudangan Tumbuh Tinggi, Efek Biaya Logistik Mahal

Published

on

Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan: Bukan Prestasi, tetapi Cerminan Biaya yang MahalMeskipun pemerintah menaikkan target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) untuk sektor transportasi dan pergudangan pada tahun 2025 menjadi 9,73% dari target sebelumnya, para ahli justru melihat fenomena ini bukan sebagai prestasi.

Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Tory Damantoro, berpendapat bahwa pertumbuhan yang tinggi justru menjadi cerminan dari inefisiensi dan mahalnya biaya logistik di Indonesia.Menurut Tory, pembangunan infrastruktur yang masif dalam satu dekade terakhir memang telah meningkatkan aktivitas di sektor transportasi, namun hal itu belum diimbangi dengan efisiensi.

Ia menegaskan bahwa tingginya pertumbuhan tersebut bukanlah “berkah”, melainkan PR besar yang harus segera diselesaikan. Ia merinci tiga faktor utama yang berkontribusi pada pertumbuhan tinggi ini:Sistem yang Belum Efisien: Inefisiensi dalam sistem transportasi dan logistik menyebabkan aktivitas yang tidak perlu, sehingga volume kegiatan tetap tinggi.

Belum adanya kejelasan jalur yang efisien dan sistem logistik yang terstruktur membuat pergerakan barang dan jasa memakan waktu dan biaya lebih banyak.Perkembangan Teknologi dan E-commerce: Peningkatan penggunaan marketplace dan platform digital telah mendorong masyarakat untuk melakukan lebih banyak transaksi jual-beli.

Aktivitas konsumsi yang meningkat ini secara otomatis memicu lonjakan permintaan layanan transportasi dan pergudangan, yang diperparah oleh sistem yang belum efisien.Kenaikan Aktivitas Ekonomi Secara Umum: Pertumbuhan ini juga sejalan dengan target pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan, yang ditargetkan mencapai 5,3% pada tahun ini.

Peningkatan aktivitas produksi dan mobilitas masyarakat secara umum turut menyumbang pada kenaikan kinerja sektor ini.Di sisi lain, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, Muhammad Masyhud, tetap optimis target pertumbuhan 9,73% akan tercapai. Ia tidak secara langsung menyinggung isu inefisiensi, melainkan menekankan bahwa target tersebut dapat diraih seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi nasional.

Masyhud menambahkan bahwa pihaknya akan berupaya mengoptimalkan operasional dalam satu hingga dua bulan ke depan untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.Data menunjukkan bahwa realisasi PDB sektor transportasi dan pergudangan pada semester I 2025 telah mencapai 8,75% secara kumulatif, menunjukkan tren pertumbuhan yang kuat.

Meskipun demikian, pertumbuhan ini tercatat lebih rendah dibandingkan kuartal I 2025 (9,01% YoY) dan kuartal II 2024 (9,56% YoY). Sektor ini berhasil menyumbang 0,40% terhadap total PDB kuartal II 2025, menjadikannya salah satu kontributor utama.Pada akhirnya, angka pertumbuhan akhir tahun akan menjadi tolok ukur penting.

Apakah angka tersebut benar-benar mencerminkan perbaikan kinerja dan efisiensi, atau justru hanya melanjutkan tren inefisiensi yang membebani biaya transportasi dan logistik di Indonesia. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memastikan pertumbuhan ini benar-benar memberikan manfaat nyata bagi perekonomian nasional dan masyarakat.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *