Business

Beras di Ritel Langka & Harganya Mahal, Bapanas Buka Suara

Published

on

Jakarta (usmnews) Badan Pangan Nasional (Bapanas) angkat bicara soal harga beras yang mahal meski stok melimpah. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyatakan, akan mengecek ke lapangan untuk menelusuri penyebab harga beras masih mahal tersebut.

Menurutnya, dengan peningkatan produksi beras seharusnya harga beras tidak naik. BBadan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras Januari-Oktober mencapai 31,04 juta ton. Sementara itu, data Bapanas juga memperkirakan produksi beras sepanjang 2025 mencapai 33,93 juta ton.

“Logikanya, kalau produksinya banyak, maka harga? Sehingga saya perlu meng-cross check. Buat diri saya sendiri nih, bukan nuduh siapa-siapa, saya perlu meng-cross-check di lapangan. Kalau harga gabahnya itu di atas Rp 7.000, Rp 7.400, Rp 7.800, berarti gabahnya sedang sedikit,” ujarnya kepada awak media saat menemui mereka di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat.

Saat awak media menanyakan lebih lanjut mengenai stok beras yang masih kosong di ritel modern, Arief menilai perusahaan-perusahaan yang terlibat kasus oplosan beras sempat menghentikan produksi.

Arief menerangkan pemerintah telah mengganti pemasok beras ke ritel. Untuk itu, Arief menyebut pendistribusian beras dengan pemasok baru ini membutuhkan waktu. Ia memastikan saat ini ritel-ritel telah terisi kembali stok beras.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada 214 Kabupaten/Kota yang mengalami kenaikan harga beras pada minggu keempat Agustus 2025. Jumlah ini naik dari pekan sebelumnya yang jumlahnya 200 Kabupaten/Kota mengalami kenaikan harga beras.

Walaupun sebenarnya, lanjut Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, saat ini inflasi beras telah mengalami penurunan dibandingkan bulan Juli 2025.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version