International
Ambisi India Menuju Kemandirian Pertahanan: Pengembangan Drone Jarak Jauh dengan Mesin Lokal

Semarang (usmnews) – Dikutip dari SindoNews India tengah mengambil langkah monumental dalam memperkuat kedaulatan teknologi pertahanannya. Melalui kemitraan strategis antara sektor publik dan swasta, negara tersebut berencana mengembangkan pesawat nirawak atau drone jarak jauh yang sepenuhnya ditenagai oleh mesin buatan dalam negeri. Langkah ini menandai pergeseran signifikan dari ketergantungan historis India terhadap pemasok asing untuk komponen mesin sistem tak berawak mereka. Terobosan Mesin Wankel Buatan Sendiri, berdasarkan laporan Economic Times, National Aerospace Laboratories (NAL)—lembaga penelitian kedirgantaraan milik negara—telah resmi menandatangani kesepakatan dengan perusahaan swasta, Solar Defense and Aerospace Limited (SDAL). Inti dari kerja sama ini adalah pemanfaatan mesin jenis Wankel yang dikembangkan secara mandiri oleh insinyur India.Pada tahap awal, NAL akan mentransfer teknologi mesin Wankel berkapasitas 30 tenaga kuda (hp). Mesin ini dirancang khusus untuk memberikan daya jelajah yang impresif. Drone yang ditenagai mesin ini diproyeksikan mampu mengudara selama sembilan jam nonstop dan menempuh jarak lebih dari 560 mil atau sekitar 901 kilometer.
Tidak berhenti di situ, peta jalan pengembangan mesin ini cukup ambisius. Laporan menyebutkan bahwa mesin varian 30 hp telah mengantongi sertifikasi krusial untuk uji terbang. Sementara itu, varian yang lebih bertenaga, yakni 50 hp, sedang dalam proses pengembangan dan diharapkan segera memasuki tahap sertifikasi serta uji coba. NAL bahkan tengah mempertimbangkan pengembangan mesin berkapasitas 90 hp yang ditujukan untuk meningkatkan kapabilitas Unmanned Aerial Vehicles (UAV) kelas berat di masa depan. Sinergi Peran dan Keunggulan Taktis, Dalam skema kerja sama ini, pembagian tugas dilakukan secara terstruktur. NAL berperan sebagai “otak” yang mentransfer teknologi dan memimpin pengembangan desain drone, sementara SDAL akan bertindak sebagai “tangan” yang mengawasi proses manufaktur serta pemasaran produk, baik untuk pasar domestik maupun ekspor ke luar negeri.Dari sisi operasional militer, drone ini dirancang untuk pertempuran modern yang kompleks.

Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan beroperasi di lingkungan tanpa sinyal GPS (GPS-denied environments), sebuah kemampuan vital mengingat maraknya teknologi pengacau sinyal dalam peperangan masa kini. Selain itu, drone ini akan dilengkapi dengan muatan berbasis Kecerdasan Buatan (AI) yang menjamin pengumpulan data intelijen secara real-time dan meningkatkan kesadaran situasional bagi penggunanya. Realisasi Visi “Make in India”Proyek ini merupakan manifestasi nyata dari inisiatif “Make in India” atau “Buatan India” yang digaungkan oleh Perdana Menteri Narendra Modi, khususnya dalam mengurangi ketergantungan impor di sektor pertahanan. PM Modi sendiri memberikan dukungan penuh terhadap ekosistem inovasi ini. Baru-baru ini, Modi memuji tantangan pengembangan drone yang difasilitasi oleh Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) sebagai wadah bagi inovator muda. Ia juga menyoroti pertumbuhan pesat sektor antariksa swasta India, dengan menyebut peresmian Infinity Campus milik Skyroot Aerospace di Hyderabad sebagai bukti adanya dorongan energi baru dalam industri kedirgantaraan nasional. Langkah-langkah ini menegaskan keseriusan India untuk bertransformasi menjadi kekuatan mandiri dalam teknologi dirgantara global.







