Business
IHSG Melemah di Awal Perdagangan, Saham Perbankan Tertekan

Jakarta, (usmnews) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terbuka melemah pada perdagangan, turun 0,16% ke level 7.061. Pelemahan ini terpicu oleh tekanan pada saham perbankan, khususnya PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang anjlok 1,87% ke Rp9.175 dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) yang turun 2,16% menjadi Rp5.675. Meskipun IHSG terkoreksi, sejumlah saham justru mencatatkan kenaikan signifikan.
Saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk. (COCO) melonjak 34,85% menjadi Rp89, sementara PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) melesat 34,62% ke level Rp140. Dari kelompok big caps, saham emiten terafiliasi Prajogo Pangestu menunjukkan penguatan tertinggi. PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) melambung 14% ke Rp8.550, dan PT Barito Renewables Energy Tbk mengikuti. (BREN) yang naik 5,65% menjadi Rp8.875. Sentimen Global Pengaruhi Pergerakan IHSG Tim Riset Mirae Asset Sekuritas menilai pergerakan IHSG masih terpengaruh oleh sentimen perang dagang.
Presiden AS Donald Trump baru saja menandatangani kenaikan tarif terhadap barang impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk 10% untuk produk asal China. Meskipun Trump menunda tarif 25% bagi Meksiko dan Kanada setelah kesepakatan terkait fentanyl, China tidak mendapatkan keringanan serupa. “Potensi peningkatan volatilitas pasar masih tinggi,” tulis Tim Riset Mirae Asset Sekuritas dalam laporannya.
Analis teknikal Mirae Asset Sekuritas, Tasrul Tanar, menilai IHSG masih berada dalam tren konsolidasi yang cenderung menguat meskipun berada dalam pola downtrend jangka menengah. “Indeks ini telah bergerak dalam tren turun yang kuat selama 101 hari perdagangan terakhir, tetapi tetap menunjukkan potensi penguatan,” ujarnya.
Proyeksi IHSG dan Rekomendasi Saham Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak dalam kisaran 7.032 – 7.115. Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan saham PGAS, DSNG, dan DEWA sebagai pilihan investasi. Pasar akan terus mencermati perkembangan global, terutama kebijakan perdagangan AS dan respons dari negara mitra dagangnya. Investor disarankan untuk tetap memperhatikan volatilitas serta peluang investasi yang muncul di tengah dinamika pasar.