Business
Kedai Titilaras di Pasar Gede Solo: Interaksi, Tanpa Menu dan Jam Buka Pasti
Baca juga berita yang lain : Business
Solo (usmnews) – Kedai-kedai teh dengan konsep yang unik semakin bermunculan. Salah satunya adalah Kedai Titilaras di Pasar Gede Solo, yang tidak hanya menawarkan minuman, tetapi juga ruang interaksi tanpa menu dan jam buka yang pasti. Kedai ini dikembangkan oleh Arkha, seorang pemilik yang memandangnya sebagai projek idealis.
Ketika mengunjungi Pasar Gede Solo, pengunjung dapat menemukan Kedai Titilaras di lantai 2 dengan suasana yang ramai. Meskipun tidak memiliki menu atau jam buka yang pasti, ketertarikan pengunjung tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh rasa penasaran terhadap cita rasa unik yang ditawarkan oleh Kedai Titilaras dan juga konsep “open bar” yang diterapkan, di mana proses meracik kopi dan teh dapat dilihat langsung oleh pengunjung.
Arkha, sang pemilik Kedai Titilaras, menjelaskan bahwa ide untuk membuka kedai ini telah lama ia rancang sejak tahun 2017. Dengan latar belakang pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan olahraga, ia memiliki mimpi untuk memiliki dan mengelola kedai yang unik. Setelah berbagai penelitian dan persiapan, proyek ini akhirnya terwujud pada tahun 2022 di sudut Pasar Gede, Solo.
Arkha menjelaskan bahwa Kedai Titilaras bukan hanya sebuah usaha bisnis, tetapi juga merupakan ruang interaksi. Ia berusaha menciptakan tempat di mana ia dapat berinteraksi dengan pengunjung dan sebaliknya, pengunjung juga dapat berinteraksi satu sama lain. Menurut Arkha, interaksi antar manusia perlu ditingkatkan, terutama seiring dengan perkembangan teknologi yang dapat mengurangi keterampilan sosial.
Uniknya, Kedai Titilaras memiliki aturan yang menarik. Arkha mengambil hari libur dua kali seminggu, dan menyediakan jumlah porsi kopi dan teh yang terbatas setiap harinya. Menu yang disajikan selalu berubah mengikuti ketersediaan bahan baku di kedainya. Meski terdengar sederhana, aturan-aturan ini telah menjadi bagian dari ekosistem Kedai Titilaras yang ia bangun.
Dekorasi kedai juga dirancang dengan menarik, dengan bunga kering menggantung, kartu pos bergambar aktivitas Pasar Gede, dan tulisan-tulisan filosofis yang memperkaya atmosfer ruangan. Arkha juga dikenal karena sering menggunakan bawahan kain yang menjadi ciri khasnya.
Arkha berharap Kedai Titilaras bukan hanya menjadi tempat bisnis, tetapi juga dapat menjadi tempat bagi pengunjung untuk berbagi cerita dan saling mendengarkan. Meski ke depannya ia tidak tahu sampai kapan akan menjalankan kedai ini, ia yakin akan terus menyajikan kopi dan teh dengan sepenuh hati.
“Ini sebuah proyek idealisku, aku harus mewujudkan karena biar aku mati nggak sia-sia. Ini, sepele. Ini mau sukses nantinya, atau mau nggak, itu nggak tahu,” tutur Arkha dikutip dari detikfood.
Kedai Titilaras di Pasar Gede Solo menarik perhatian tidak hanya dari pengunjung lokal, tetapi juga dari luar kota, seperti Jakarta hingga Lampung. Melalui kedai ini, Arkha berharap dapat menciptakan ruang interaksi yang positif dan membangun pengalaman yang berharga bagi pengunjungnya.
Update terus berita terkini! Kunjungi halaman usmtv.id
Artikel mengenai Kedai Titilaras di Pasar Gede Solo: Interaksi, Tanpa Menu dan Jam Buka Pasti dapat Anda temukan pada Business dan di tulis oleh usmtv.id