Lifestyle
6 Tanda Kamu Dibesarkan oleh Orangtua Narsisistik
Semarang (usmnews) Seiring bertambahnya usia, banyak orang baru menyadari bahwa pola asuh yang mereka alami sejak kecil ternyata tidak sehat. Salah satunya, mereka mungkin tumbuh di bawah pengaruh orangtua narsisistik.
Wendy Behary, pendiri The Cognitive Therapy Center of New Jersey, menjelaskan pentingnya memahami perilaku narsisme dalam berbagai bentuk. “Saya selalu memastikan seseorang yang tumbuh bersama orangtua narsisistik memahami seperti apa narsisme itu.
Orang dengan NPD biasanya haus pujian, merasa diri superior, dan sangat minim empati. Anak-anak yang tumbuh di lingkungan seperti ini kerap menanggung luka emosional tanpa sadar.
Berikut ini 6 tanda kamu mungkin dibesarkan oleh orangtua narsisistik:
1. Kamu Mudah Dimanfaatkan Orang Lain
Orangtua narsisistik sering mengabaikan kebutuhan anak. Mereka tidak mengajarkan anak bahwa kebutuhan pribadi itu valid dan penting. Akibatnya, saat dewasa, kamu bisa tumbuh menjadi orang yang terlalu sering mengalah atau membiarkan orang lain melewati batas.
Psikolog Craig Malkin, penulis buku Rethinking Narcissism, mengatakan, “Saya sering melihat klien yang merasa bersalah hanya karena menyampaikan kebutuhan paling dasar. Orangtuanya membuat mereka merasa egois atau bahkan ‘gila’ saat berani jujur.”
2. Kamu Takut Dibilang Narsisistik
Beberapa anak meniru cara bertahan hidup orangtuanya: menjadi keras, dominan, dan suka merendahkan orang lain. Tapi saat kamu menyadari pola ini dan takut dianggap narsistik, itu bisa menjadi tanda kamu sedang bergulat dengan luka lama.
“Anak-anak yang tumbuh dengan narsisme bisa mempelajari pola ini, tetapi mereka tetap bisa berubah—dengan bantuan profesional dan kesadaran diri,” ujar Malkin.
3. Kamu Sering Kompetitif dengan Saudara Kandung
Orangtua narsisistik sering mengadu domba anak-anak mereka. Mereka mungkin menjadikan satu anak sebagai ‘anak emas’, sementara yang lain menjadi ‘kambing hitam’. Ini menciptakan ketegangan dan kecemburuan yang terbawa hingga dewasa.
Malkin menyebutkan, “Orang narsis menikmati memuja sekaligus menjatuhkan. Mereka senang memainkan peran pengendali dengan cara apapun.”
4. Kamu Merasa Seperti Pasangan Emosional Orangtua
Beberapa orangtua narsis bertindak seolah merekalah korban. Mereka menjadikan anak sebagai tempat curhat atau bahkan penopang emosional. Anak jadi kehilangan masa kecilnya karena harus ‘mengasuh’ orangtua sendiri.
“Untuk memenuhi kebutuhan emosional orangtua, anak-anak ini harus mengorbankan kebutuhannya sendiri,” kata Behary.
5. Kamu Menilai Diri Berdasarkan Prestasi
Banyak anak dari orangtua narsis tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka hanya berharga jika berprestasi. Mereka bekerja keras tanpa henti, tapi tetap merasa kurang.
6. Kamu Tidak Tahu Siapa Dirimu
Jika kamu tumbuh sebagai cerminan ambisi orangtua, kamu mungkin kesulitan memahami keinginan dan tujuan hidupmu sendiri. Orangtua narsisistik sering membentuk anak sesuai citra ideal mereka.
Dalam kasus ekstrem, Malkin menyarankan anak untuk membatasi atau bahkan memutus hubungan dengan orangtua, terutama jika ada kekerasan, penyangkalan terus-menerus, atau sifat psikopatik. “Tidak ada satu orang pun yang pantas menerima kekerasan, baik secara fisik maupun emosional,” tegasnya.