International
Zelensky Klaim Ukraina Semakin Dekat Akhiri Perang, Desak Dukungan AS
WASHINGTON (usmnews) – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengeklaim bahwa negaranya semakin mendekati akhir dari konflik dengan Rusia. Dalam wawancaranya dengan ABC News pada Selasa (24/9/2024), Zelensky menyatakan keyakinannya bahwa perdamaian sudah lebih dekat dari yang diperkirakan.
“Saya pikir kami lebih dekat dengan perdamaian daripada yang kami kira,” ujar Zelensky. “Kami lebih dekat dengan akhir perang,” tambahnya. Dalam kesempatan itu, Zelensky kembali mendesak Amerika Serikat (AS) dan sekutunya untuk terus memberikan dukungan militer dan ekonomi yang diperlukan Ukraina guna mencapai kemenangan.
Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, yang oleh Moskow disebut sebagai “operasi khusus”, konflik ini telah menelan puluhan ribu korban jiwa, menyebabkan jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan sejumlah kota di Ukraina.
Zelensky menekankan bahwa hanya melalui posisi yang kuat Ukraina dapat memaksa Presiden Rusia Vladimir Putin menghentikan perang. “Kami butuh dukungan untuk menjaga momentum ini,” jelasnya.
Zelensky tiba di Amerika Serikat pada Minggu untuk menghadiri sesi Majelis Umum PBB. Dalam rangkaian pertemuan tersebut, ia mengajak para mitra internasional untuk membantu Ukraina meraih “kemenangan bersama demi perdamaian yang benar-benar adil.”
Washington dan sekutunya telah mengalokasikan miliaran dolar dalam bentuk bantuan kepada Ukraina sejak awal invasi Rusia. Selain itu, berbagai sanksi juga diberlakukan terhadap Moskow sebagai upaya menekan Rusia menghentikan agresinya.
Namun, Presiden Putin menyatakan bahwa pembicaraan damai hanya dapat dilakukan jika Ukraina bersedia menyerahkan sebagian besar wilayah timur dan selatannya kepada Rusia, serta menghentikan ambisi Kyiv untuk bergabung dengan NATO. Di sisi lain, Zelensky tetap tegas meminta penarikan penuh pasukan Rusia dan pemulihan perbatasan Ukraina pasca-Soviet.
Pada 6 Agustus, Ukraina melancarkan serangan balik ke wilayah Kursk di Rusia bagian barat. Serangan tersebut, menurut Zelensky, bertujuan untuk mencegah serangan lebih lanjut dari pasukan Rusia ke wilayah Ukraina. Zelensky juga menyatakan bahwa serangan ini membuat Putin takut. “Dia sangat takut,” katanya. “Rakyatnya menyaksikan bahwa dia tidak dapat mempertahankan seluruh wilayahnya.”
Sementara itu, Ukraina dan negara-negara Barat melihat invasi Rusia sebagai upaya imperialis yang agresif, sedangkan Putin menggambarkannya sebagai langkah defensif terhadap ancaman Barat yang semakin mendekat.
Dengan dukungan internasional yang terus berdatangan, Ukraina berharap dapat segera mengakhiri perang ini dan membangun perdamaian yang langgeng di wilayahnya.