Connect with us

Blog

WSKT Lepas Tiga Ruas Tol untuk Perkuat Bisnis

Published

on

JAKARTA (usmnews) – PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berencana melepas kepemilikan saham di tiga ruas tol pada tahun 2025. Langkah ini merupakan bagian dari strategi transformasi bisnis serta upaya menyehatkan kondisi keuangan perusahaan.

Saat ini, WSKT, melalui anak usahanya PT Waskita Toll Road (WTR), memiliki 35% saham di PT Cimanggis Cibitung Tollways. Perusahaan menargetkan dana segar sebesar Rp3,3 triliun dari divestasi ini. Selain itu, pt ini juga berencana menjual 60% sahamnya di PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR). Dengan langkah ini, perusahaan mengharapkan perolehan dana sebesar Rp1,6 triliun, yang akan membantu meningkatkan likuiditas perusahaan. Tidak hanya itu, melalui PT Hutama Marga Waskita (HMW), pt ini juga akan melepas sahamnya di ruas tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat dengan target dana Rp53 miliar.

Setelah melepas aset jalan tol tersebut, WSKT akan kembali berfokus pada bisnis inti sebagai perusahaan konstruksi. Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho, menjelaskan bahwa perusahaan akan lebih banyak menggarap proyek di sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan. Oleh karena itu, WSKT tidak akan lagi terlibat dalam proyek jalan tol kecuali ada penugasan khusus dari pemerintah.

Di sisi lain, perusahaan menargetkan peningkatan kinerja proyek hingga 70% pada tahun 2025, naik dari 45% pada Desember 2024. Untuk mencapai target ini, WSKT akan menerapkan ekosistem digital guna meningkatkan efisiensi biaya operasional dan pengelolaan anggaran. Selain itu, perusahaan membidik pendapatan sebesar Rp10,8 triliun pada tahun yang sama. Dengan berbagai langkah strategis ini, WSKT berharap dapat mempercepat pemulihan finansialnya serta memperkuat daya saing di industri konstruksi.

Pemerintah pun memberikan dukungan terhadap transformasi yang dilakukan WSKT. Erick Thohir mengapresiasi peusahaan dan optimistis perusahaan dapat menggandakan market cap serta melipatgandakan EBITDA pada 2025. Meskipun anggaran infrastruktur dari pemerintah mengalami penurunan, perusahaan tetap yakin dapat beradaptasi dengan kondisi tersebut. Dengan fokus pada proyek strategis dan efisiensi operasional, perusahaan memperkuat posisinya sebagai pemimpin konstruksi di Indonesia.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *