International
Uzbekistan buka Pusat Peradaban Islam di Tashkent musim gugur
Jakarta (usmnews) – Dikutip dari ANTARA News. melaporkan kabar penting dari Direktur Jenderal Pusat Peradaban Islam (Center for Islamic Civilization/CIC), Firdavs Abdukhalikov, mengenai rencana peresmian pusat peradaban monumental di Tashkent, ibu kota Uzbekistan. Menurut keterangan resmi CIC, fasilitas megah ini dijadwalkan akan dibuka pada musim gugur tahun ini. Inisiatif pendirian CIC merupakan gagasan dari Presiden Uzbekistan, Shavkat Mirziyoyev, dan dimaksudkan sebagai simbol nyata dari warisan dunia Islam yang kaya.
CIC dirancang untuk menjadi lebih dari sekadar museum; ia akan berfungsi sebagai ruang pelestarian, pusat penelitian, dan sarana penyebaran warisan intelektual serta peradaban Islam kepada komunitas global. Abdukhalikov menjelaskan bahwa pusat peradaban ini akan menggabungkan fungsi dari tiga institusi utama: museum, pusat riset, dan simbol budaya modern.
Dalam konteks global, Abdukhalikov menyandingkan peran CIC dengan institusi-institusi kebudayaan ternama dunia. “Seperti Louvre, Smithsonian, atau Institut Dunia Arab, CIC menjadi wujud kebanggaan nasional sekaligus jendela dialog global,” ujarnya. Dengan demikian, CIC tidak hanya akan menjadi representasi identitas nasional Uzbekistan, tetapi juga menegaskan kontribusi signifikan Asia Tengah terhadap peradaban global. Presiden Mirziyoyev sendiri telah menegaskan bahwa CIC merupakan inisiatif budaya dan spiritual yang mencerminkan komitmen negara untuk memajukan toleransi sosial dan menyebarkan semangat pencerahan Islam.
Menjelang pembukaan resminya, CIC telah mempersiapkan koleksi yang luar biasa, sebagian besar merupakan artefak yang berhasil di repatriasi budaya dari berbagai negara. Koleksi pra-pembukaan yang dipamerkan mencakup harta karun sejarah seperti fragmen Al-Qur’an Kufi abad ke-9, contoh keramik dari era Timuriyah, naskah asli dari cendekiawan besar seperti Ibnu Sina dan al-Biruni, hingga perhiasan Seljuk yang sempat hilang.
Selain artefak repatriasi tersebut, CIC juga akan memamerkan koleksi langka lainnya, seperti tekstil kuno kain Sogdiana, beragam koin Asia Tengah, dan artefak peninggalan dari masa Babur. Abdukhalikov menyoroti bahwa keseluruhan koleksi ini bertujuan untuk memperkaya narasi sejarah dan secara nyata menunjukkan upaya serius dan berkelanjutan Uzbekistan dalam mengembalikan dan merawat warisan budayanya yang terentang luas dan berharga. Upaya ini menunjukkan dedikasi Uzbekistan dalam memastikan generasi masa depan dapat mengakses dan mempelajari kekayaan sejarah mereka secara langsung.
Secara lokasi, bangunan CIC berdiri megah di pusat kota Tashkent, berdekatan dengan kompleks bersejarah Hazrati Imam, yang dikenal sebagai ikon spiritual kota. Bangunan utamanya menampilkan sebuah peninggalan yang tak ternilai harganya: Mushaf Utsmani. Manuskrip Al-Qur’an tertua di dunia ini, yang telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia, menjadi kebanggaan utama dan saksi bisu dari perjalanan panjang peradaban Islam di kawasan tersebut.
Arsitektur CIC sangat menawan, dengan bangunan utama yang berada tepat di bawah kubah utama setinggi 65 meter. Kubah ini dikelilingi oleh empat galeri tematik yang menyajikan alur sejarah peradaban secara komprehensif: Warisan Pra-Islam, Renaisans Pertama, Renaisans Kedua, dan Uzbekistan Modern.
Untuk mendukung fungsi riset dan pendidikan, CIC dilengkapi dengan fasilitas yang sangat modern. Ini termasuk perpustakaan modern dengan sumber daya yang luas, laboratorium restorasi untuk merawat artefak kuno, dan arsip digital yang menyimpan lebih dari 25.000 koleksi berharga. Selain itu, terdapat juga museum khusus untuk anak-anak. Museum anak ini memanfaatkan teknologi interaktif canggih, memungkinkan para pengunjung cilik untuk “berdialog” dan belajar langsung dari tokoh-tokoh besar sejarah Islam. Melalui fasilitas-fasilitas ini, CIC siap menjadi pusat peradaban terdepan yang tidak hanya melestarikan masa lalu, tetapi juga menginspirasi generasi mendatang.