International
Trump Siapkan Kunjungan ke Gaza, Israel, dan Arab Saudi!

Jakarta (usmnews) – Presiden AS, Donald Trump, mengungkapkan rencananya mengunjungi Gaza, Israel, Arab Saudi, dan negara-negara lain di Timur Tengah. Ia menegaskan cintanya pada Israel dalam pernyataan kepada wartawan di Gedung Putih. Namun, ia belum mengungkapkan jadwal lawatannya.
Pernyataan Trump ini muncul setelah ia mengungkapkan rencana mengejutkan tentang Jalur Gaza. Pada konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Trump mengungkapkan niatnya untuk menguasai dan mengembangkan Gaza. Amerika Serikat akan menguasai Jalur Gaza yang sedang dilanda perang, kata Trump. Menurut Trump, langkah ini akan melibatkan pemindahan warga Palestina dan pembangunan ekonomi yang signifikan di wilayah tersebut.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza, dan kami akan mengembangkan wilayah itu. Kami akan bertanggung jawab untuk menyingkirkan bom yang belum meledak serta senjata berbahaya lainnya yang ada di sana,” kata Trump saat konferensi pers bersama Netanyahu pada Selasa, 4 Februari 2025. Trump menambahkan bahwa tujuannya adalah untuk menciptakan lapangan kerja bagi ribuan orang di Gaza, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi seluruh Timur Tengah.
Trump lebih lanjut menegaskan bahwa ia melihat kepemilikan jangka panjang atas Gaza sebagai kunci untuk menciptakan stabilitas di wilayah tersebut. Dalam pembicaraan dengan para pemimpin regional, ia mengatakan bahwa mereka mendukung ide ini dan percaya bahwa itu akan membawa kedamaian dan kemakmuran. Ia pun menyebutkan bahwa ini adalah kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang membanggakan bagi seluruh kawasan Timur Tengah.
Namun, tidak semua pihak setuju dengan rencana Trump. Pemerintah Arab Saudi, dalam sebuah pernyataan, menyatakan penolakannya terhadap segala upaya yang dapat mengusir warga Palestina dari tanah mereka. Arab Saudi menegaskan tidak akan menjalin hubungan dengan Israel sebelum pembentukan negara Palestina.
Pernyataan tersebut memperjelas ketegangan di Timur Tengah, di mana banyak negara mempertanyakan langkah Amerika Serikat dalam memperjuangkan perdamaian dan stabilitas kawasan. Trump, bagaimanapun, tetap berpegang pada keyakinannya bahwa rencana ini dapat mengarah pada hasil yang positif bagi kawasan tersebut.