Blog

Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana, PMI Kota Semarang Gandeng Masyarakat Siaga Bencana

Published

on

SEMARANG- Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang kembali menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana melalui kegiatan “Pengembangan Kapasitas SIBAT (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat)” di Politeknik Bina Trada Semarang pada Sabtu, 28 Juni 2025.

Kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari 65 kelurahan Se-Kota Semarang ini dibuka oleh Wakil Ketua PMI Kota Semarang dr. Widoyono, MPH.

Dalam sambutannya, dr Widoyono menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana, mengingat Kota Semarang termasuk wilayah rawan bencana seperti banjir, tanah longsor, hingga gempa bumi.

“Kita tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pemerintah atau lembaga, kesiapsiagaan harus dimulai dari masyarakat itu sendiri. SIBAT adalah ujung tombak dalam upaya mitigasi dan respon bencana di tingkat komunitas,” ujar dr. Widoyono.

Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Markas PMI Kota Semarang dr. Anna Kartika, M.Biomed yang juga memberikan apresiasi kepada seluruh peserta yang hadir. Ia menekankan bahwa keberadaan SIBAT sangat krusial dalam membangun ketangguhan masyarakat.

“SIBAT bukan hanya relawan biasa, mereka adalah pahlawan di lingkungan masing-masing.Mereka adalah orang pertama yang bergerak saat terjadi bencana,” ungkap dr. Anna Kartika.

Peserta yang hadir mendapatkan materi orientasi kepalangmerahan yang disampaikan oleh Direktur Polbitrada Mugiyanto, S.Sos,MM. Dalam penyampaian nya, bapak Mugiyanto menjelaskan secara rinci tentang prinsip-prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional,termasuk tujuh prinsip dasar yaitu: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan,dan Kesemestaan.

“Pemahaman tentang prinsip kepalangmerahan ini penting agar relawan SIBAT dapat menjalankan tugasnya dengan tetap menjaga netralitas dan fokus pada kemanusiaan,” jelas Mugiyanto.

Selain itu, peserta juga mendapatkan materi tentang “Manajemen Bencanaku” yang disampaikan oleh Danang Bhaskoro Adi. Materi ini membekali peserta dengan keterampilan dasar penanggulangan bencana, mulai dari identifikasi risiko, perencanaan evakuasi, hingga koordinasi dalam situasi darurat.

“Manajemen bencana tidak hanya soal merespon, tetapi juga bagaimana kita mempersiapkan diri,memetakan risiko, dan membangun kapasitas di tingkat lokal,” terang Danang Bhaskoro Adi.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi diskusi interaktif tentang tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Para peserta antusias mengikuti setiap rangkaian acara, menunjukkan tingginya semangat masyarakat untuk turut serta dalam upaya kesiapsiagaan bencana.

Di akhir acara, Danang Bhaskoro Adi menyampaikan pesan inspiratif yang berasal dari filosofi lokal, “Kwam sam Retno mi kwam paya yat” yang berarti “Keberhasilan melibatkan usaha”.Pesan ini mengingatkan seluruh peserta bahwa kesuksesan dalam kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana tidak bisa dicapai tanpa adanya upaya bersama dan kontribusi nyata dari seluruh elemen masyarakat.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kapasitas SIBAT di Kota Semarang semakin meningkat, sehingga masyarakat dapat lebih siap, sigap, dan tangguh dalam menghadapi berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi.

PMI Kota Semarang berkomitmen untuk terus mengadakan kegiatan serupa di masa mendatang, demi menciptakan masyarakat yang lebih aman dan resilient terhadap bencana. Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat adalah kunci utama untuk meminimalisir dampak bencana, dan PMI akan terus menjadi mitra strategis dalam mewujudkan hal tersebut.

Kegiatan ini mendapat respon positif dari peserta yang berasal dari berbagai kelurahan, mulai dari kawasappesisir, perkotaan hingga perbukitan di Kota Semarang.Semangat kolaborasi dan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana terlihat nyata sepanjang kegiatan berlangsung.

PMI Kota Semarang berharap bahwa para peserta dapat menularkan ilmu dan semangat yang didapat kepada warga di lingkungan masing-masing, sehingga tercipta jejaring relawan yang kuat dan terkoordinasi dalam upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version