Tech
Tingkatkan Keselamatan dan Daya Tarik Maskapai, Bandara Banyuwangi Akan Dilengkapi Sistem Navigasi Modern ILS dan DVOR
Semarang (usmnews) – Dikutip dari kompas.com Dalam sebuah langkah signifikan untuk memodernisasi infrastruktur penerbangan di Jawa Timur, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) telah mengumumkan rencana pemasangan sistem navigasi berteknologi canggih di Bandar Udara (Bandara) Banyuwangi. Dua sistem utama yang akan diinstalasi adalah Instrument Landing System (ILS) dan Doppler Very High Frequency Omni-directional Range (DVOR).
Inisiatif strategis ini diambil dengan tujuan utama untuk meningkatkan standar keselamatan penerbangan serta mendongkrak kualitas layanan secara keseluruhan di bandara tersebut.
Pemasangan teknologi ini dirancang khusus untuk memberikan panduan yang lebih akurat bagi pesawat saat melakukan proses pendaratan, terutama dalam situasi krusial ketika jarak pandang pilot terbatas atau dalam kondisi low visibility.
Pembaruan fasilitas vital ini mendapatkan sambutan hangat dan dukungan penuh dari pemerintah daerah setempat. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, memandang inisiatif AirNav Indonesia ini sebagai sebuah langkah positif yang akan membawa dampak berganda. Menurutnya, pemasangan sistem navigasi modern ini tidak hanya akan meningkatkan aspek teknis pelayanan penerbangan, tetapi juga akan berfungsi sebagai katalis untuk membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Ipuk meyakini bahwa dengan standar keselamatan dan efisiensi yang lebih tinggi, Bandara Banyuwangi akan menjadi semakin atraktif di mata para pelaku industri penerbangan.
“Sistem ini akan meningkatkan pelayanan penerbangan dan kian banyak maskapai yang tertarik untuk membuka rute penerbangan di Bandara Banyuwangi,” ujar Ipuk dalam sebuah rilis pers.
Keseriusan rencana ini dikonfirmasi dalam pertemuan yang telah berlangsung antara Bupati Ipuk dan Direktur Utama (Dirut) AirNav Indonesia, Avrianto Suratno. Pertemuan yang digelar di Pendopo Banyuwangi pada hari Kamis (6/11/2025) tersebut menjadi ajang pembahasan detail mengenai manfaat proyek ini. Avrianto Suratno menjelaskan bahwa integrasi ILS dan DVOR akan secara fundamental memperkuat sistem navigasi di Bandara Banyuwangi.
Dampak langsungnya adalah peningkatan keselamatan pada level yang jauh lebih tinggi, serta menjadikan proses pendaratan pesawat lebih aman dan efisien. Avrianto bahkan menjamin keandalan sistem ini dalam meminimalisir insiden. “Dengan alat ini kemungkinan gagal landing itu kecil, bahkan dalam kondisi cuaca kurang baik sekalipun,” tegasnya.
Untuk memberikan pemahaman teknis lebih lanjut, Manager Fasilitas Teknik AirNav Cabang Surabaya, An Naufal, menguraikan komponen dan fungsi dari sistem tersebut. Ia menjelaskan bahwa ILS merupakan sebuah sistem presisi yang terdiri dari tiga komponen utama. Pertama, localizer, yang berfungsi memberikan panduan horizontal agar pesawat mendarat tepat di garis tengah landasan pacu (runway). Kedua, glide path, yang memberikan panduan vertikal untuk mengatur sudut pendaratan ideal pada kisaran tiga derajat. Ketiga, middle marker, yang bertugas memberikan informasi jarak pesawat terhadap landasan.
Sementara itu, sistem DVOR memiliki fungsi komplementer, yakni menuntun pesawat dari jarak yang lebih jauh untuk terbang menuju ke arah bandara. An Naufal sependapat bahwa instalasi teknologi canggih ini akan menjadi daya tarik signifikan bagi maskapai penerbangan komersial untuk mempertimbangkan pembukaan rute baru ke Banyuwangi.
Namun, manfaatnya tidak berhenti di situ. Kehadiran ILS dan DVOR juga akan memberikan dukungan vital bagi dunia pendidikan. Bandara Banyuwangi selama ini aktif digunakan sebagai fasilitas pelatihan bagi sejumlah sekolah pilot. Dengan adanya sistem navigasi modern ini, institusi pendidikan seperti Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi dan Bali International Flight Academy (BIFA) Banyuwangi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mereka, membekali para calon pilot dengan pengalaman menggunakan teknologi pendaratan berstandar internasional.