Connect with us

International

Shutdown Pemerintah AS Masuk Hari ke-36, Terlama Sepanjang Sejarah

Published

on

Kebuntuan Anggaran Berlarut: Shutdown Pemerintah AS Resmi Catat Rekor Terlama Sepanjang SejarahShutdown parsial pemerintah federal Amerika Serikat kini resmi mencatat sejarah baru sebagai yang terlama. Per hari Rabu (5/11), penutupan sebagian lembaga pemerintahan ini telah memasuki hari ke-36, melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada tahun 2019, di mana shutdown berlangsung selama 35 hari.

Shutdown terjadi ketika Kongres gagal menyetujui anggaran belanja untuk lembaga-lembaga pemerintahan federal, memaksa sebagian besar dari lembaga tersebut berhenti beroperasi. Krisis politik saat ini terus berlanjut karena kebuntuan politik yang dalam antara dua partai utama.

Senat, untuk ke-14 kalinya, menolak rancangan undang-undang (RUU) anggaran yang diajukan oleh Partai Republik yang menguasai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hasil pemungutan suara terbaru untuk RUU tersebut menunjukkan angka 54-44, menegaskan penolakan Senat.Shutdown pemerintah federal ini telah dimulai sejak 1 Oktober lalu. Pemicu utama kebuntuan politik ini adalah penolakan Partai Demokrat terhadap RUU anggaran yang disodorkan oleh Partai Republik.

Partai Demokrat bersikeras bahwa setiap anggaran yang disahkan harus mencakup alokasi dana untuk program subsidi kesehatan yang akan kedaluwarsa pada akhir tahun ini. Perbedaan prinsip terkait pengeluaran kesehatan ini telah menjadi tembok penghalang utama bagi tercapainya kesepakatan fiskal di Kongres.Dampak Ekonomi dan Tenaga Kerja yang SignifikanDampak dari shutdown berkepanjangan ini sangat terasa pada tenaga kerja federal dan perekonomian nasional.

Diperkirakan sebanyak 670.000 pegawai federal terpaksa dirumahkan (furloughed) tanpa menerima gaji. Sementara itu, sekitar 730.000 pegawai federal lainnya masih harus bekerja tanpa upah, terutama mereka yang dianggap esensial untuk menjaga keamanan dan fungsi dasar negara.Para analis ekonomi mulai mewanti-wanti mengenai kerugian finansial yang ditimbulkan.

Alec Phillips, Kepala Ekonom Politik di Goldman Sachs, memperingatkan, “Shutdown kali ini tampaknya akan memberikan dampak ekonomi terbesar dari semua shutdown yang pernah ada,” seperti dikutip CNN.Kantor Anggaran Kongres (CBO) memperkirakan bahwa jika kondisi ini terus berlangsung, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat akan terkena imbas serius. CBO memproyeksikan shutdown ini berpotensi mengurangi PDB sebesar satu hingga dua persen.

CBO menambahkan bahwa dampak negatif tersebut akan menjadi semakin parah apabila shutdown pemerintah berlanjut dalam waktu yang lebih lama. Meskipun sebagian besar penurunan aktivitas ekonomi tersebut diperkirakan akan pulih setelah shutdown berakhir, CBO memperkirakan bahwa kerugian permanen yang lenyap dari perekonomian akibat penutupan ini berkisar antara US$7 miliar hingga US$14 miliar. Angka ini menyoroti biaya finansial nyata dari ketidakmampuan politik di Washington.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *