International
Serangan Israel di Lebanon: Komandan Hussein Tewas dan Ancaman Baru dari Militer Israel

Jakarta (usmnews) – Brigade Al Qassam, sayap militer kelompok Hamas Palestina, mengkonfirmasi kematian komandan lapangan mereka, Hussein Mahmoud al-Nader, dalam serangan yang dilancarkan oleh Israel di Lebanon pada Senin (23/9). Dalam pernyataan yang disampaikan melalui Telegram, Brigade Al Qassam menjelaskan bahwa al-Nader tewas akibat serangan yang ditujukan kepada mereka di wilayah Lebanon selatan. Meskipun demikian, rincian mengenai lokasi serangan tersebut tidak diungkapkan. Al-Nader dilaporkan berasal dari Marjayoun, sebuah kota di Nabatieh, Lebanon selatan, seperti yang dilaporkan oleh Al Jazeera.
Serangan Israel juga menargetkan berbagai lokasi di ibu kota Beirut dan daerah Lebanon selatan pada siang hari yang sama. Militer Israel mengklaim telah menyerang sekitar 800 lokasi yang terkait dengan kelompok milisi Hizbullah, dengan fokus pada titik-titik yang jauh di dalam wilayah Lebanon. Sumber dari Hizbullah menyebutkan bahwa serangan ini ditujukan kepada seorang pejabat senior dari kelompok tersebut.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengeluarkan peringatan akan kemungkinan serangan lebih lanjut dan meminta warga Lebanon untuk menjauh dari target yang berpotensi terkait dengan Hizbullah. Militer Israel juga meminta penduduk yang tinggal di Lembah Bekaa di Lebanon timur untuk meninggalkan rumah mereka, menyusul pengumuman tentang perluasan cakupan serangan.
Hizbullah, sebagai respons terhadap serangan intensif ini, menyatakan telah meluncurkan roket ke lokasi militer Israel di dekat Haifa dan menembakkan puluhan roket ke dua pangkalan Israel, sebagai balasan atas serangan di Lebanon selatan dan Bekaa.
Ketegangan antara Israel dan Hizbullah semakin meningkat setelah serangkaian ledakan yang melibatkan ribuan perangkat pager dan elektronik lainnya di Lebanon pada 17 dan 18 September, yang mengakibatkan 39 orang tewas dan lebih dari 3.000 orang terluka. Banyak dari perangkat yang meledak milik anggota Hizbullah, namun korban luka juga termasuk warga sipil, termasuk anak-anak dan petugas medis.
Penyelidikan awal menunjukkan bahwa perangkat komunikasi tersebut kemungkinan telah disabotase dengan bahan peledak. Hizbullah percaya bahwa Israel berada di balik serangkaian ledakan ini, meskipun sampai saat ini Tel Aviv belum memberikan komentar mengenai tuduhan tersebut.