International

Sembilan Warga Palestina Tewas Ditembaki Israel di Gaza City dan Khan Younis

Published

on

Laporan dari Jalur Gaza mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap perjanjian gencatan senjata yang baru disepakati antara Tel Aviv dan kelompok milisi Palestina, Hamas. Dikabarkan bahwa sembilan warga Palestina tewas tertembak oleh pasukan Israel hanya beberapa hari setelah kesepakatan damai itu berlaku. Peristiwa penembakan ini memicu kekhawatiran besar mengenai rapuhnya upaya deeskalasi konflik.

Insiden penembakan yang mematikan tersebut dilaporkan terjadi sejak dini hari Selasa (14/10), dengan enam dari sembilan korban tewas berada di Gaza City. Menurut sumber berita Al Jazeera, para korban yang ditembaki adalah warga sipil yang berupaya kembali ke rumah mereka masing-masing. Mereka dilaporkan bergerak menuju permukiman yang terletak di sebelah timur Gaza City dan wilayah selatan Khan Younis, yang merupakan area yang terdampak parah oleh agresi militer sebelumnya. Kepulangan warga ini, yang dilakukan di tengah masa gencatan senjata, tampaknya disalahartikan atau ditanggapi dengan kekerasan oleh pasukan Israel yang masih ditempatkan di wilayah tersebut.

Pihak Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memberikan konfirmasi mengenai serangan mematikan ini, namun dengan narasi yang berbeda. IDF menyatakan bahwa pihaknya telah menewaskan lima warga Palestina di wilayah Shejaiya, sebelah timur Gaza City, karena warga-warga tersebut dianggap mendekati posisi pasukan Israel. Menurut keterangan resmi IDF yang dikutip oleh The Times of Israel, tembakan terpaksa dilepaskan setelah warga menolak untuk mundur dan menjauh dari area penempatan pasukan, meskipun telah diminta berulang kali. Dalam pernyataannya, IDF mengimbau warga Gaza agar mematuhi instruksi keamanan dan menjauhi pasukan yang masih ditempatkan di wilayah tersebut, menandakan bahwa meskipun gencatan senjata berlaku, zona larangan akses tertentu masih diterapkan oleh militer Israel.

Serangan yang mengakibatkan tewasnya sembilan warga sipil ini terjadi di tengah periode gencatan senjata yang telah disepakati oleh Israel dan Hamas sejak Jumat (10/10) sebelumnya. Perjanjian tersebut sejatinya bertujuan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan kedua belah pihak menyelesaikan pertukaran tawanan dan tahanan. Berdasarkan kesepakatan yang dirundingkan, baik Hamas maupun Israel diwajibkan untuk membebaskan seluruh tawanan yang tersisa. Hamas telah melaksanakan bagiannya dengan membebaskan 20 orang sandera terakhir yang ditahan sejak peluncuran agresi Israel. Sebagai balasan, Israel juga dilaporkan telah membebaskan hampir 2.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Tel Aviv, sebagian besar merupakan tahanan yang ditangkap bahkan sebelum agresi militer terbaru dimulai.

Selain kesepakatan pertukaran tahanan, gencatan senjata tersebut juga mencakup ketentuan di mana pasukan Israel diwajibkan untuk menarik diri secara bertahap dari seluruh wilayah Gaza. Penarikan mundur ini merupakan bagian dari tahap awal pelaksanaan gencatan senjata, yang bertujuan untuk mengurangi gesekan dan memungkinkan pemulihan di Gaza. Oleh karena itu, insiden penembakan ini dinilai sangat kontradiktif dengan semangat dan poin-poin kesepakatan yang telah disetujui, serta berpotensi mengancam keberlanjutan proses perdamaian dan pertukaran yang sedang berlangsung. Kejadian ini menegaskan kembali kerentanan situasi kemanusiaan dan keamanan di Jalur Gaza.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Trending

Exit mobile version