International
Rencana Mesir untuk Gaza dan Persatuan Arab
Gaza (usmnews) – Rencana rekonstruksi Gaza dari Mesir menggerakkan negara-negara Arab untuk segera bertindak setelah perang yang menghancurkan wilayah tersebut. Presiden Abdel Fattah el-Sisi menyampaikan usulan strategis di KTT Liga Arab di Kairo dan meyakini inisiatif ini mampu membuka jalan perdamaian antara Israel dan Palestina. Pemimpin regional menolak pembersihan etnis dan mengutamakan hak rakyat Gaza.
Rencana ini merinci tiga tahap utama dengan jadwal yang terstruktur. Pada tahap pertama selama enam bulan, tim operasional membersihkan puing-puing dan mendirikan rumah sementara untuk menampung ribuan warga. Kemudian, pihak terkait mempercepat pembangunan infrastruktur permanen dengan menyelesaikan 400.000 unit perumahan, pelabuhan, serta bandara. Langkah ini berlangsung empat hingga lima tahun untuk memastikan layanan dasar seperti air bersih, listrik, dan sanitasi tersedia.
Rencana tersebut menginstruksikan pihak berwenang membentuk pemerintahan teknokrat independen di Gaza guna menggantikan Hamas. Mesir dan Yordania berencana melatih polisi Palestina secara intensif agar mereka dapat menjaga keamanan wilayah. Pemerintahan baru ini akan mengelola bantuan kemanusiaan serta memfasilitasi peran Otoritas Palestina sehingga proses rekonstruksi dapat berjalan secara efektif.
Rencana membutuhkan dana sebesar USD 53 miliar, setara Rp864 triliun, yang akan dialokasikan dalam tiga tahap berbeda. Pemerintah Mesir mengupayakan dukungan dari PBB, lembaga keuangan internasional, dan investor swasta guna mengumpulkan sumber daya tersebut. Para donor internasional diyakini akan merespons usulan ini apabila proyek rekonstruksi Gaza menunjukkan kemajuan nyata.
Meski Hamas mendukung inisiatif, tantangan signifikan menghantui rekonstruksi Gaza. Israel dan Amerika Serikat menolak usulan pemindahan penduduk, memicu ketegangan. Pemimpin Arab dan negara pendukung berupaya mencari solusi agar proyek berjalan lancar. Mereka yakin rencana ini dapat menyatukan kekuatan regional serta mengembalikan stabilitas dan kesejahteraan bagi warga Gaza yang menderita akibat konflik berkepanjangan. Pejabat setempat dan relawan internasional mendukung serta menginovasikan solusi untuk mengatasi kendala logistik dan politik, memperkuat tekad kawasan menghadapi masa depan yang lebih cerah.