Lifestyle
Psikopat: 7 Cara Mengenalinya dari Tatapan Mata

Jakarta (usmnews) – Psikopat bukan diagnosis medis, tetapi klinisi dan ahli hukum sering menggunakannya. Psikopat bersikap egosentris, antisosial, dan kurang empati serta penyesalan. Mereka juga sering memiliki kecenderungan kriminal yang membuat mereka bertindak melawan norma sosial.
Banyak karakteristik psikopat tumpang tindih dengan gangguan kepribadian antisosial. Gangguan ini menggambarkan individu yang secara terus-menerus melanggar aturan masyarakat.
Prakash Masand, seorang psikiater dan pendiri Centers of Psychiatric Excellence, menggambarkan orang psikopat sebagai individu yang menunjukkan pola manipulasi dan kekerasan kepada orang lain.
Tanda psikopat yang terlihat dari mata
Para peneliti telah mempelajari perilaku visual yang berbeda pada penderita psikopati. Ketika orang normal melihat sesuatu yang mengganggu, pupil matanya membesar sebagai respons sistem saraf simpatik.
Namun, sebuah penelitian pada 2018 menemukan bahwa 82 laki-laki dengan ciri psikopat interpersonal-afektif menunjukkan penurunan respons pupil saat melihat gambar negatif. Studi lain juga mencatat bahwa pupilnya kurang melebar ketika mereka mendengar suara-suara negatif, seperti teriakan.
Selain itu, peneliti menemukan bahwa individu dengan sifat tersebut menghabiskan lebih banyak waktu untuk melihat foto yang menggambarkan emosi seperti rasa sakit dan rasa malu. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa mereka melakukan lebih sedikit kontak mata dibandingkan orang lain.
Menurut Dr. Naomi Murphy, psikopat terkadang sengaja menggunakan tatapan mata untuk mengendalikan dan mengintimidasi orang lain. Tatapan mereka juga bisa mencerminkan kemarahan yang dingin dan keras.
Meski begitu, Murphy menegaskan bahwa tidak semua individu dengan psikopati memiliki tatapan yang menakutkan.
Walau tidak ada ciri-ciri spesifik dan pasti yang menjadi penanda ‘tatapan psikopat’, ada beberapa ciri umum yang diamati peneliti:
– Sikap dingin, tak ada empati, atau kasih sayang
– Bermata lebar, lebih banyak bagian putih mata yang terlihat
– Lebih jarang berkedip
– Tatapan yang terasa mengancam
– Bagian hitam mata membesar
– Tatapan yang intens
– Kontak mata dilakukan lebih lama