Sports
Presiden Klub Malaysia Sewot Soal Sanksi, Anggap FIFA Mencla-mencle
Jakarta, (USMNEWS),- Dikutip dari CNN Indonesia,Mantan Wakil Presiden FAM Pertanyakan Keputusan FIFA: Sanksi Berat Usai Pemberian ‘Lampu Hijau’Keputusan FIFA menjatuhkan sanksi berat kepada Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) pada Jumat (26/9) telah memicu kebingungan dan kritik keras dari tokoh sepak bola senior Malaysia. Tan Sri Annuar Musa, yang merupakan mantan Wakil Presiden FAM sekaligus presiden klub Kelantan The Real Warriors, secara terbuka mempertanyakan konsistensi dan integritas FIFA dalam penanganan kasus pemalsuan dokumen pemain naturalisasi.
FIFA memutuskan bahwa FAM bersalah karena menyerahkan dokumen palsu saat mendaftarkan tujuh pemain naturalisasi untuk pertandingan internasional, yaitu Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam. Badan sepak bola tertinggi dunia itu menilai FAM telah melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA (FDC) tentang pemalsuan dokumen. Sanksi yang dijatuhkan pun tidak main-main: denda sebesar CHF 350 ribu (sekitar Rp7,3 miliar) untuk FAM. Selain itu, tujuh pemain yang dokumennya bermasalah juga dikenai denda 2.000 CHF (sekitar Rp41,8 juta) dan sanksi larangan bermain selama 12 bulan.
Anggapan FIFA ‘Mencla-Mencle’ dan Tuntutan KlarifikasiAnnuar Musa menyampaikan kebingungannya karena ia menilai FIFA menunjukkan sikap yang mencla-mencle atau tidak dapat dipercaya. Menurut pandangannya, FIFA sebelumnya telah menerima laporan mengenai pemain naturalisasi tersebut dari FAM dan bahkan telah memberikan “lampu hijau” kepada Timnas Malaysia untuk memainkan ketujuh pemain baru itu. Keputusan untuk kemudian menjatuhkan sanksi setelah memberikan persetujuan inilah yang menurut Musa sangat membingungkan dan menimbulkan banyak pertanyaan.
“FIFA menjatuhkan hukuman setelah FIFA sendiri menyetujui para pemain ini tampil mewakili negara, ini sangat membingungkan dan menimbulkan banyak pertanyaan,” ujar Annuar, seperti dikutip dari New Straits Times.Ia berpendapat bahwa proses kedisiplinan yang diterapkan FIFA mengandung kelemahan.
Musa menegaskan bahwa FIFA seharusnya meminta klarifikasi dari otoritas terkait terlebih dahulu, dan baik FAM maupun para pemain harusnya diberikan asas ‘tidak bersalah sampai terbukti bersalah’, bukan sebaliknya. Menurut pandangannya, hukuman yang tiba-tiba ini telah menempatkan FAM dan ketujuh pemain dalam posisi yang sangat dirugikan di mata publik.
Kerugian Reputasi dan Isu Kedaulatan Hukum Negara AnggotaAnnuar Musa menyoroti bahwa di sisi lain, undang-undang kewarganegaraan Malaysia sangat ketat, dan Kementerian Dalam Negeri Malaysia telah mengonfirmasi bahwa semua persyaratan telah dipenuhi ketika memberikan kewarganegaraan kepada tujuh pemain tersebut.
Sanksi yang dikeluarkan FIFA, tanpa kejelasan fakta kasus yang dipublikasikan, seakan mengungkap kelemahan dalam proses kedisiplinan mereka.Musa menekankan bahwa pengumuman sanksi yang luas dan tanpa dasar fakta yang jelas telah menempatkan FAM dan para pemain dalam situasi yang tidak adil, memaksa mereka menghadapi berbagai kontroversi publik yang tidak terkendali.
Ia menggarisbawahi pentingnya bagi FIFA untuk bertanggung jawab dalam menjaga reputasi para anggotanya dan, yang lebih penting, menghormati kedaulatan hukum negara-negara anggota. Baginya, FIFA harus menghindari ambiguitas dan keraguan dalam setiap keputusannya, terutama yang berdampak besar terhadap karier pemain dan reputasi asosiasi sepak bola nasional.